TOTABUAN.CO — Sekolah kembali menjadi tempat yang tidak aman bagi anak-anak. VAR, 14, murid MTs di lingkup yayasan taman pendidikan di Desa Gumelar Balung, diduga dicabuli MK, 42, pengurus sekaligus guru di lembaga pendidikan tempat korban menimba ilmu. Akibatnya, dengan ditemani neneknya, CN, 51, korban langsung melaporkan kejadian tersebut kepada polisi.
Kemarin mereka mendatangi Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Jember. CN semula berniat menitipkan korban di asrama yayasan agar cucunya itu aman dari pergaulan bebas dan dibekali ilmu agama. Namun, malah nahas yang dialaminya.
Dia menceritakan bahwa kasus tersebut terjadi sebelum Hari Raya Idul Adha kemarin. Saat itu sekitar pukul 14.00 korban yang masih duduk di kelas 2 MTs baru selesai sekolah dan berencana kembali ke asrama. Sejak Juli lalu, korban tinggal di sana.
Kemudian, pelaku tiba-tiba memanggil korban ke dalam salah satu kamar asrama. Korban diminta menginjak-injak pelaku yang mengaku sedang tidak enak badan. Karena sungkan dengan gurunya itu, korban pun menuruti perintah tersebut. Awalnya, di dalam kamar asrama itu juga ada teman perempuan korban yang menemani. Namun, oleh pelaku, teman korban tiba-tiba diminta membeli sesuatu di luar.
Setelah sendirian, korban langsung ditarik dan dicabuli. Pencabulan tersebut awalnya dilakukan dengan memasukkan jari pelaku ke alat kemaluan korban. Meski korban sudah berontak dan berteriak, hal itu tidak digubris pelaku. Bahkan, korban kemudian juga hendak diperkosa.
sumber : jpnn.com