Kotamobagu (totabuan.co)—Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datoe Binangkang terus dikeluhkan sejumlah warga. Warga miskin yang kerap kali masuk di rumah sakit tertua di Bolmong Raya ini,selalu dibuat kesal dengan sejumlah alasan oknum dokter yang bertugas di rumah sakit itu.
Seperti yang dialami oleh Nurbaya Mokodompit (17) warga Gogagoman. Nyawa ibu mudah itu terkesan dipermainkan sejumlah oknum dokter dan para bidan setelah dirinya akan menjalani operasi saat akan melahirkan.
Nurbaya tak kuasa setelah saat akan menjalani operasi tiba-tiba batal. Para dokter beralasan kehabisan obat bius. Padahal kata salah satu sumber di RSU Datoe Binangkang kesiapan untuk operasi sudah akan segera ditindak lanjuti,karena kondisi dari Nurbaya sudah sangat kritis.
“ Waktu itu Nurbaya sudah dikasih rsep operasi lengkap, bahkan sudah dibawah ke ruang persiapan operasi. Namun tiba-tiba batal dan katanya harus dirujuk ke RS Monompia,”kata sumber.
Sumber menceritakan, Nurbaya merupakan pasien yang dirujuk dari Puskesmas Gogagoman masuk sekitar pukul 10 pagi pada rabu (10/04) lalu. Hanya dengan berbekal kartu Jampersal (jaminan persalinan) yang berhak dimiliki keluarga miskin itu, Nurbaya sama sekali tak menikmati fasilitas kartu tersebut.Saat ibu miskin itu berada diruang operasi masuk informasi kehabisan bahan.
“Jadi pasien diusulkan harus dirujuk. Padahal pasien dalam kondisi emergency karena dalam kondisi sakit perut,”terang sumber.
Namun karena dengan sejuta alasan oknum dokter serta para bidan,pasien diminta untuk rujuk yang tentunya Nurbaya harus mengeluarkan uang kurang lebih Rp 8 jutaan.
“ Karena kondisi pasien sudah merasa siksa, akhirnya suami, ibu, dan keluarga Nurbaya langsung menelepon keluarga mungkin diskusi,masalah doi karena keluarga Nurbaya belum siap dan akhirnay setuju ke RS Monompia,”tambah sumber
Alasana ini sudah sering kali dialami para pasien saat masuk ke RSUD Datoe Binangkang. Alasannya,habis obat,habis bahan.Padahal semua itu hanya alasan dan dusta saja.
“ Itukan agar dapat keuntungan banyak di Monompia. Sebab ada hubungan khusus antara pihak RSUD Datoe Binangkang dengan pihak RS Monompia. Karena Direktur RS Monomia juga kepala bagian Kandungan di RSUD Datoe Binangkang,”terang sumber yang meminta namanya enggan dikorankan.
Memang ada kesan sudah terjadi bisnis di rumah sakit tersebut. Kadang pasien dioperasi RS Monompia namun dirawat di Datoe Binangkang.Jadi RS Monompia cuma sebagai tempat operasi saja,sementara rumas sakit pemerintah yang tukang rawat,beber sumber.
Sementara anggota Komisi III DPRD Bolmong Alfian Pobela sangat menyesalkan dengan sikap seperti itu. Dia mengaku dapat informasi itu, lewat warga miskin yang dibuat kesal dengan pelayanan pihak rumah sakit.
“ Saya ditelepon dari masyarakat yang mengaku mengeluh dengan kebijakan pihak rumah sakit. Memang RS Monompia tidak bisa disalahkan karena memang managemennya seperti itu. Namun yang perlu disesalkan kenapa warga miskin yang butuh pertolongan lantas diperlakukan seperti itu,”kata Pobeal.
Bahkan saat mendengar informasi itu,dirinya langsung menelepon sejumlah dokter yang berada di RS Datoe Binangkang. Namun sayangnya tidak diangkat.
“ Komisi III akan melakuka Hearing dengan pihak rumah sakit. Sebab ada dana dari APBD dan APBN kok kanapa obat biusnya tidak siapa dan alasannya habis inikan aneh,”tukas Pobe dengan nada kesal.
(has)