TOTABUAN.CO BOLTIM—Perilaku petugas Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rayon Modayag dikeluhkan warga. Mereka melakukan penggantian meteran listrik prabayar atau listrik pintar tanpa diketahui pemilik rumah.
Itu terjadi di Desa Bai Kecamatan Nuangan Kabupaten Bolmong Timur (Boltim). Frida Manoppo salah satu pemilik rumah menuturkan, program PLN dalam pergantian meteran listrik pasca bayar ke prabayar di desanya dilakukan tanpa sepengatahuan mereka.
“Walau itu milik mereka, harusnya ada pemberitahun. Saya bisa laporkan masuk kategori pencurian karena tanpa diketahui,” ujar Frida.
Dia mempertanyakan ulah petugas PLN tersebut, apalagi pergantian tersebut justru hanya dilakukan di desa yang terpencil tapi justru tak dilakukan di ibukota Kabupaten.
“Kenapa hanya di Desa Bai dan Badaro, desa terpencil lagi. Sementara itu tidak dilakukan di Tutuyan Ibukota kabupatyen yang lebih terjangkau,” tambah Frida dengan tanda tanya.
“Harusnya mereka (PLN) tanya dulu kepada saya untuk mengganti meteran tersebut. Jangan seenaknya mengganti, saya berharap hal semacam ini jangan terjadi lagi kepada pelanggan lain di Boltim ini,” kata dia dengan kesal.
Dia menduga adanya kerjasama petugas PLN dengan pihak penjual pulsa listrik. Bahkan justru petugas PLN mencoba memanfaatkan ketidaktersediaan voucher pulsa di desa terpencil dengan mencoba menjual harga lebih.
Kepala PLN Rayon Modayag, Megawati Manapode menuturkan, pergantian meteren tersebut adalah program secara nasional. Untuk Boltim sendiri pergantiannya dilakukan sesuai persetujuan Bupati Boltim.
“Itu program pemerintah pusat, tapi kita di suport oleh Bupati. Ada MoU untuk melakukan pemasangan semua,” kata Manapode.
Manapode mengungkapkan sudah ada sosialisasi melalui pemerintah desa dan media. Dia mengatakan pemasangan tersebut dilakukan secara gratis. Pelanggan hanya minta tagihan yang belum terbayar beberapa bulan terakhir. “Pembayaran awal bulan, kami pasang akhir bulan. Selisihnya kami minta,” ucapnya.
Editor Hasdy Fattah