TOTABUAN.CO BOLMONG — Ketua DPRD Bolaang Mongondow (Bolmong) Welty Komaling, mengatakan penggunaan wadah botol plastik untuk konsumsi air telah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat. Seiring dengan kebutuhan tersebut, penggunaan botol plastikpun semakin meningkat setiap harinya.
Menurutnya Indonesia saat ini telah menjadi negara ke dua penyumbang sampah plastik di dunia. Sampah plastik di Indonesia mencapai angka 64 juta ton per tahun, dan sebanyak 3,2 juta ton diantaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut.
Dia mengatakan, penggunaan botol minum tumbler adalah salah satu cara untuk mengurangi sampah plastik dari kemasan air minum yang di konsumsi sehari-hari.
“Mengurangi sampah plastik, mulai dari pola prilaku kita. Seperti mengurangi penggunaan kantong plastik hingga mendorong menggunakan botol isi ulang ramah lingkungan (tumbler) untuk air minum. Nah, DPRD hingga PSN dan tenaga honor di lingkup Sekretariat DPRD mulai akan memberlakukan itu,” ujar Welty.
Penggunaan botol plastik sekali pakai lanjutnya ternyata memiliki dampak yang sangat buruk terhadap lingkungan di seluruh dunia. Oleh karena itu melalui kampanye lingkungan diharapkan para PNS hingga masyarakat untuk secara perlahan-lahan mengurangi penggunaan plastik.
“Kebiasaan yang selama ini menggunakan bahan plastik sekali pakai, secara tidak langsung turut andil merusak lingkungan dari sampah tersebut,” ujarnya.
Oleh karena itu pihaknya bersama-sama menjaga lingkungan dengan mengurangi penggunaan botol sekali pakai.
“Sudah saatnya beralih dalam memanfaatkan air minum yang selama ini dikemas botol sekali pakai. Tetapi dengan membawa botol isi ulang ramah lingkungan (tumbler) secara perlahan-lahan akan dapat mengurangi sampah plastik di alam ini,” ucap Kader PDIP ini.
Sebelumnya Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow mengajak semua komponen untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
“Kalau sampah di buang ke sungai dan masuk ke laut, maka laut akan penuh sampah. Kalau ini terjadi kita akan kehilangan pekerjaan pariwisata akibat ekosistem pantai tercemar. Tidak akan ada yang berkunjung ke pantai,” ujar Bupati.
Bupati mengatakan gerakan ini kuncinya semangat. Sebab tidak hanya untuk Indonesia tapi juga untuk dunia untuk menjaga kebersihan dan bebas dari sampah plastik. Gerakan ini merupakan gerakan bersama untuk mendukung upaya pengurangan sampah plastik. Salah satunya dengan cara mengganti botol plastik sekali pakai dengan tumbler.
“Saya harapkan tumbler ini jangan hanya dipajang. Tapi harus digunakan setiap saat bahkan dibawa ke kantor,” katanya. (**)