TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Pemerintah Kotamobagu rupanya tersinggung terkait apa yang disampaikan ketua Fraksi Golkar Tri Hardaningsih Mokobombang, terkait dana segar senilai Rp 80 milyar lebih yang disimpan di Bank Sulut Cabang Kotamobagu.
Juru bicara Pemkot Kotamobagu, Sitti Rafiqah Bora mengatakan, pada saat Walikota Djelantik Mokodompit mengakhiri jabatannya sebagai walikota, ada terdapat dana APBD tahun 2013 sebesar Rp 80 miliar. Namun dana tersebut merupakan dana belanja langsung dan tidak langsung yang belum terserap, termasuk di dalamnya dana yang diperuntukkan buat gaji PNS,” terangnya.
“Jadi dana tersebut bukan dana segar ataupun dana yang disiapkan khusus, untuk pembangunan Mesjid Raya Baitul Makmur (MRBM) Kotamobagu. Dana tersebut saat ini sudah semakin menipis dengan berakhirnya tahun anggaran 2013, karena sudah terserap pada triwulan IV,” kata Rafiqa saat mengutip pernyataan Kepala DPKAD Abdullah Mokoginta.
Dia menyebutkan, semua anggaran yang ada peruntukannya sudah ditata sesuai dengan rencana kegiatan anggaran (RKA) tahun anggaran 2013.
“Tidak ada anggaran yang bisa dicairkan apabila tidak sesuai dengan RKA yang sudah diinput pada Simda,” tutupnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kotamobagu Tri Hardaningsih Mokobombang menegaskan, fraksinya akan menolak menyetujui APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) tahun 2014, bila Pemkot Kotamobagu tidak mengalokasikan anggaran untuk lanjutan proyek pekerjaan Masjid Raya. Ia menilai, keputusan Walikota Tatong Bara dan Wakil Walikota (Wawali) Drs Hi Jainuddin Damopolii untuk tidak mengalokasikan anggaran lanjutan pekerjaan, merupakan sebuah kekeliruan besar.
Salah satu alasannya, Tri sempat menyentil dana cadangan bernilai Rp 80 miliar lebih yang disimpan Pemkot Kotamobagu di Bank Sulut.
“Tidak mungkin pemkot kehabisan dana. Lihat saja, saat ini pemkot surplus dana lebih dari Rp 80 miliar. Itu lebih dari cukup untuk menganggarkan dana lanjutan pembangunan Mesjid. Bahkan pemkot masih bisa memberikan hibah ke rumah-rumah ibadah yang lain, seperti gereja dan pura,” urai politis wanita berjilbab itu.
Editor Hasdy Fattah