TOTABUAN.CO BOLTIM—Bupati Bolmong Timur (Boltim) Sehan Landjar mengakui, sejak awal menolak dalam perekrutmen calon pegawai negeri sipil daerah (CPNSD) tahun 2013. Alasannya, karena hanya akan menimbulkan persoalan di daerah saja.
“ Sejak awal saya menolak untuk perekrutmen. Waktu acara di Bali saya sudah menelepon ke Sekda, bahwa Boltim tolak seleksi CPNS,” tuturnya.
Diakui, banyak daerah yang menolak bahkan tak mau ajukan formasi. Ini dilakukan, karena hak otonomi daerah diambil alih pemerintah pusat. Selain diambil alih, daerah hanya sebagai fasilitator, bahkan hanya mengeluarkan ongkos saja.
“ Kan tak ada pemasukan bagi daerah. Bayangkan, kita yang siapkan tempat, dana, tenaga, fikiran, tapi justru imbas dari seleksi, kita di daerah yang menerima. Kan seleksi CPNS selaku penyelengara adalah Kementrian. Kita di daerah hanya sebagai fasilitator. Sehingga kalu buat saya, jika perlu batalkan saja seleksinya dan kita kosentrasi saja dengan penerimaan kategori dua,” tutur Bupati jumat (18/10).
Memang beberapa waktu lalu, dia mengakui sempat memprotes lewat media terkait kebijakan Menpan soal seleksi CPNSD. Protes yang dia lakukan, karena seleksi CPNSD hak otonomi daerah telah diambil pemerintah pusat, tuturnya.
Secara terpisah ketua seleksi CPNSD Sekda Mohamad Assegaf mengatakan pernyataan Bupati masih akan dirapatkan dan masih akan dikaji lagi.
“ Tentunya sebagai staf kita wajib mengkaji dan memberikan pertimbangan kepada pimpinan sebelum satu kebijakan itu diambil agar tidak keliru dan berdampak luas di masyarakat,” tutur Sekda lewat sending message servis (SMS) minggu (20/10) saat dimintai tanggapan.
Meski demikian, sebelumnya, panitia telah menjadwalkan pengambilan kartu ujian berlaku mulai senin (21/10). Untuk formasi Teknis dibuka dua hari mulai senin hingga selasa. Sedangkan formasi kesehatan direncanakan dibuka pada rabu dan kamis disusul formasi guru. Untuk pengambilan kartu ujian, tidak bisa diwakilkan.
Editor Hasdy Fattah