TOTABUAN.CO — Pemutaran film ‘Senyap’ atau ‘The Look of Silence’ di Kota Malang, Jawa Timur, akhirnya dibubarkan paksa oleh warga setempat. Ketua RT 1, Ketua RW 4, Lurah Klojen bersama sejumlah warga menggeruduk Warung Kelir di Jalan Panglima Sudirman 32 Malang.
Sebelum dibubarkan warga, seorang pengunjung bernama Haris Budi Kuncahyo berteriak-teriak meminta acara dibubarkan. Pria yang mengenakan sorban putih dan baju koko ini mengaku sebagai anak korban kekejaman PKI tahun 1965.
Pemutaran film pun akhirnya dihentikan, namun diskusi tetap dilanjutkan. Haris yang juga mengaku sebagai mantan aktivis GMNI dan Ketua LSM Pribumi diminta duduk sebagai nara sumber dadakan agar bisa berimbang. Dia duduk bersama nara sumber lain yakni Harris El-Mahdi (Sosiolog), Hasan Abadi (Intelektual Muda NU), dan moderator Bunga Irmadian (aktivis pers mahasiswa Universitas Brawijaya).
Selama diskusi suasana terus memanas. Saat Haris diberi waktu bicara selalu mengeluarkan statement yang memancing. Dia sempat mengucapkan pernyataan yang menyebut Gus Dur sebagai seorang separatis.
Kontan pernyataan itu memancing kericuhan. Beberapa orang yang berdiri di sisi stage sempat berusaha mengadili Haris, namun berhasil dihalau pengunjung lain.
Pria yang mengaku dari komunitas GusDurian (Komunitas pencinta Gus Dur) itu marah dengan istilah separatis yang disematkan untuk idolanya. Haris diminta memberikan klarifikasi.
Haris pun akhirnya memberikan klarifikasi dan meminta maaf atas tindakannya. Namun dirinya tetap menolak untuk melanjutkan pemutaran film apalagi diajak nonton bersama.
Sesaat kemudian RT, RW, Lurah dan warga setempat datang dan meminta acara dibubarkan. Mereka juga menyatakan kalau warung tidak punya izin begitupun acara nonton bareng malam itu.
sumber : merdeka.com