TOTABUAN.CO — Kapal Patroli Angkatan Laut Indonesia KRI Bung Tomo dikabarkan sudah berhasil mendeteksi lokasi bagian buntut pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah.
Bagian pesawat menjadi sangat penting karena dibagian inilah kotak hitam yang menyimpan data komunikasi dan penerbangan selama 30 menit terakhir direkam. Kotak hitam juga bisa mengungkap tabir penyebab kecelakaan pesawat yang mengangkut 155 penumpang dan tujuh awak.
“Kami menemukan apa yang diyakini menjadi ekor pesawat,” kata Kapten Kapal KRI Bung Tomo Kolonel Yayan Sofyan, kepada wartawan, Senin (5/1/2015).
Sementara Badan Sar Nasional FH Bambang Soelistyo dalam konferensi persi di Jakarta, mengungkapkan masih sulit menentukan lokasi barang yang paling di cari itu meski sudah mengerahkan lima kapal khusus.
“Yang paling susah adalah menentukan dimana barang itu? Tidak mudah. Meskipun kita ada alat sistem, juga tidak ditemukan. Lima kapal (sudah dikerahkan) untuk mencari sinyal ping black box itu, sampai detik ini belum membuahkan hasil,” ujarnya.
Sedangkan Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Nurcahyo Utomo menjelaskan, pihaknya kini dikejar waktu untuk menemukan pesawat AirAsia dan kotak hitam pesawat dengan rute penerbangan Surabaya-Singapura yang sempat hilang kontak dengan ATC pada Minggu (28/12/2014) lalu.
“Kita dikejar waktu karena umur baterai bertahan 30 hari, kita dikejar waktu. Maka segera mungkin untuk ketemu (kotak hitam),” ucap Nurcahyo di Pangkalan Bun, Kalaimantan Tengah, Senin (5/1/2015).
Dia menuturkan, jika rentang waktu melebihi batas maksimum, pihaknya pesimistis untuk bisa menemukan kotak hitam milik pesawat nahas itu. Itu artinya jika dihitung sejak pesawat jatuh, tim hanya tinggal memiliki waktu 20 hari mencari kotak hitam yang kini tersembunyi di bawah laut Selat Karimata.
sumber : suara.com