TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Polres Bolaang Mongondow (Bolmong) berencana merangkul tokoh masyarakat, adat, orangtua dan pemerintah desa/kelurahan untuk menekan beberapa kasus, termasuk kasus cabul dan mendukung program ‘brenti jo bagate’.
“Kasus cabul atau yang berhubungan dengan perlindungan anak dari sisi laporan tidak ada peningkatan. Namun seiring dengan penurunan angka kasus-kasus lainya, cabul menjadi menonjol,” ujar Kepala Polrers Bolmong AKBP Hisar Siallagan, Sabtu (23/11).
Data Polres Bolmong, rata-rata laporan cabul yang masuk ke sentra pelayanan kepolisian terpadu (SKPK) setiap bulanya hingga 8 laporan. Sampai dengan September, jumlah laporan cabul mencapai 71 laporan.
Hisar mengatakan, kasus-kasus cabul banyak terjadi di ruang privat. Katanya, pihak kepolisian tidak mungkin berpatroli hingga masuk ke ruang-ruang privat. Dengan demikian, perlu ada kerjasama dengan berbagai pihak, terutama orangtua.
Adapun untuk mendukung program “berhenti jo bagate”, Hisar mengatakan, akan melibatkan semua pihak menjadi keniscayaan. Semua pihak akan terlibat dalam penanganan terhadap remaja atau siapa pun yang menggelar minum-minuman beralkohol.
“Jika kami mendapati orang atau yang terkena razia, maka sejumlah pihak yang harus menjemputnya. Mereka di antarannya, pendeta atau imam, pihak pemerintah minimal sekdes, dan orangtua. Dengan demikian, semua pihak mempunyai tanggungjawab,” ujar Hisar.
Pada pekan lalu, hasil razia Polres ke sejumlah hotel dan penginapan, berhasil mengamankan puluhan pasang bukan suami istri di kamar hotel. Selain itu, razia itu berhasil mengamankan sejumlah anak mudah yang sedang pesta minuman keras di tempat umum,
Editor Hasdy Fattah