TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU— Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan untuk menghentikan Kurikulum 2013 (K13), dengan akan mengirimkan surat edaran ke sekolah-sekolah yang ada diseluruh Indonesia. Mendapatkan respon positif serta dukungan salah satu pengamat pendidikan Kota Kotamobagu, Ibrahim Olii, SE ketika ditemui tadi. Menurut mantan tenaga pendidik ini, keputusan pemerintah menghentikan K13 dan kembali ke Kurikulum 2006 sudah tepat.
‘’Kami (PGRI Kota Kotamobagu) dukung itu. Karena hal ini juga sebagaimana kami sampaikan dalam salah satu point rekomendasi pada beberapa waktu lalu,’’ terang Olii, yang juga wakik ketua I PGRI Kota Kotamobagu.
Menurut Olii, masalah pada Kurikulum 2013 masih banyak, dan menurut sebagian guru sangat merepotkan. Sehingga menurut Olii perlu lagi ada penyempurnaan serta pesiapan sebelum hal tersebut diterapkan di sekolah.
Dihubungi terpisah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Kotamobagu, melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) Aryono Potabuga, menambahkan bahwa sekolah tidak perlu khawatir untuk kembali ke Kurikulum 2006. Sebab, menurut Aryono untungnya Kotamobagu baru untuk satu semester saja.
‘’Ya kita bersyukur baru satu semester menggunakan K13. Sehingga masih agak sedikit mudah untuk kembali ke sistem lama,’’ ujar Aryono, sembari mengaku sudah menerima surat dari kementrian pendidikan tersebut. (man)