TOTABUAN.co, Kotamobagu – Sikap para petugas yang menangani bagian operasi di rumah sakit Datoe Binangkang, akhir-akhir ini mulai berulah alias bekeng diri. Ini lantaran sudah terbiasa dengan praktek kotor yang selama ini mereka lakukan yakni pungutan kepada pasien yang akan melakukan operasi.
Dari informasi yang diterima, saat ini praktek kotor mereka lakukan selama ini, sudah dihentikan karena sudah diketahui direktur rumah sakit.
Makanya mereka sudah tak mau lagi bertugas untuk melakukan operasi dan akhirnya pasien harus dirujuk ke RS Kandow Manado atau RS Monompia. Jika tak dirujuk, akhirnya pasien terbiar tanpa perawatan dan akhirnya pasien boleh dikata meninggal secara perlahan.
“Mereka sudah tidak mau lagi bertugas jika ada pasien yang akan operasi. Itupun jika mereka mau, pasien harus dibawah ke RS Monompia dengan harga mahal untuk operasi,” kata salah satu sumber yang menghubungi wartawan totabuan.co minggu 14 Juli 2013.
Anehnya selain bertugas di RS Datoe Binangkang, mereka juga bertugas di RS Monompia sebagai tim operasi. Makanya ketika pasien dirujuk ke RS Monompia dengan harga tinggi, kantong mereka juga ada pemasukan.
“Mereka juga bertugas sebagai tim operasi di Monompia. Makanya setiap pasien yang masuk ke RS Datoe Binangkang untuk dioperasi, selalu dirujuk ke Monompia. Nah untuk operasi di Monompia mereka juga yang kerjakan. Sebab mereka juga dapat fee dari hasil operasi,” tutur sumber yang meminta namanya enggan dipublikasikan.
Tapi anehnya, selesai operasi di Monompia pasien dirawat di RS Datoe Binangkang, tambah dia. Sikap ini berlaku bukan hanya petugas operasi, tapi juga tenaga honor.
“Sudah banyak warga yang mengeluh dengan kondisi pelayanan di RS Datoe Binangkang. Bahkan beberapa waktu lalu, sempat menjadi sorotan anggota DPRD Bolmong soal alasan kehabisan obat bius.
Peliput Hasdy Fattah