TOTABUAN.CO BOLSEL—Pemerintah daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) akan menargetkan 1.5 persen per tahun angka konsumsi beras. Target itu nantinya akan diimbangi konsumsi bahan pangan lainnya, seperti umbi-umbian, sayur dan buah sebagai bentuk implementasi gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan.
“Ini upaya pencapaian target pemenuhan konsumsi pangan yang cukup aman bermutu dan bergizi seimbang,” kata Sekda Bolsel Tahlis Galang dalam pelatihan Pendamping desa percepatan(P2KP) di kantor Ketahanan Pangan Bolsel, Rabu(7/5).
Dia menjelaskan, pelaksanaan pelatihan P2KP sasarannya untuk membangun energi dan menyamakan persepsi dalam pelaksaan kegiatan penganekaragaman konsumsi pangan.
Jumlah kecamatan beresiko tinggi rawan pangan makin menurun. Di tahun 2011 sebesar 23,72 persen kemudian dua tahun berikut turun menjadi 19,50 persen. Kualitas konsumsi pangan di Bolsel berdasarkan Pola Pangan Harapan (PPH) tahun 2011, sebesar 87,8 dan tahun 2012 sebesar 88,6 persen.
” Walaupun belum mencapai skor minimal 95, namun hal ini menunjukkan pola konsumsi pangan dengan mulai mengarah pada konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan seimbang,” katanya.(Has)