TOTABUAN.CO — Organda dan Dinas Perhubungan DKI hari ini masih akan rapat untuk membahas rencana kenaikan tarif menyusul kenaikan harga BBM. Namun, pihak Organda DKI sudah memperkirakan kenaikan yang diminta pihaknya berkisar Rp 1.000 untuk mikrolet dan bus reguler.
“Kalau persentase (kenaikan tarif) itu 30-40 atau 30-45 persen, tergantung moda angkutan. Tapi kalau untuk bus reguler dan mikrolet kira-kira Rp 1.000,” ujar Ketua Organda DKI Shafruhan Sinungan saat dihubungi, Rabu (19/11).
Shafruhan mengatakan penyesuaian tarif angkutan selama ini selalu mengikuti kenaikan harga BBM. Padahal, ada faktor-faktor lain seperti peningkatan inflasi dan perbedaan kurs yang berakibat pada kenaikan harga suku cadang angkutan.
“Misalnya kalau operasional Rp 100 ribu naik menjadi Rp 130 ribu (tapi BBM tidak naik), kita juga tidak bisa menyesuaikan,” keluhnya.
Seperti diberitakan, Organda DKI memastikan angkutan umum di ibukota tetap beroperasi hari ini, kendati kemarin Dewan Pimpinan Pusat Organda menyatakan akan melakukan mogok nasional. Dia mengatakan mogok nasional batal karena tindakan responsif Pemprov DKI.
“Kemarin siang itu, Pemda DKI lewat Dishub sangat responsif menanggapi perintah stop operasi atau mobil tidak keluarkan dari kandang dari pihak kami. Kami menerima undangan dari Dishub untuk rapat pembahasan (kenaikan tarif) hari ini untuk mengakomodir problem-problem yang ada di DKI,” kata Shafruhan.
Karena ada undangan dari Dishub DKI itulah, kata dia, rencana setop operasi ditunda. “Sampai ada keputusan yang positif buat semua, bukan cuma buat pengusaha, tetapi masyarakat dan pemda,” ujarnya.
sumber : merdeka.com