TOTABUANKU (totabuan.co) – Bertempat di Balai Kelurahan Motoboi Kecil, satu lagi karya putra Totabuan diluncurkan dan dibincangkan. Adalah Anuar Totabuan Syukur yang meluncurkan karyanya, kali ini buku yang diluncurkan berjudul “Orang Kota Coy : Antiknya Kotamobagu” Peluncuran ini dihadiri langsung oleh Walikota Kotamobagu, Djelantik Mokodompit, 20 Mei 2013.
Peluncuran ini mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak, salah satunya dari Ketua Yayasan Budi Mulya, Dra. Muku Manoppo, SKM, MKes.
“Peluncuran karya ini sangat baik, terlebih buku ini karya putera daerah dan mengukirkan tentang daerah tercinta. Karena itu layak diapresiasi oleh warga Kotamobagu, khususnya oleh pemerintah sehingga bisa terbaca di local Kotamobagu dan Bolmong Raya serta regional bahkan nasional, terutama sekali terbaca di dunia pendidikan,” kata perempuan energik ini.
Harapan yang sama juga disampaikan oleh Abdul Hamisi, siswa SMK Cokroaminoto yang membacakan puisi pada kesempatan tersebut. Menurut Abdul, karya-karya berbasis local sebaiknya ada dalam jumlah mencukupi di perpustakaan-perpustakaan sekolah sehingga bisa terbaca oleh para siswa sehingga bisa memicu siswa untuk berkarya juga.
Dari tokoh masyarakat melalui Najarudin Damopolii juga menyampaikan hal yang sama. Mantan Lurah Motoboi Kecil ini juga menyarankan agar minat baca masyarakat ditingkatkan dengan menyediakan bacaan-bacaan yang dekat dengan dirinya, salah satunya buku “Orang Kota Coy” yang memang berisikan berbagai hal terkait dengan “pusatnya Orang Kota” (Kotamobagu).
Menanggapi harapan-harapan masyarakat ini, Walikota menginstruksikan pada Kadis Diknaspora, Drs. Sair Lentang, MAP, yang juga menjadi pembedah pada kegiatan tersebut untuk segera menindaklanjuti dalam bentuk program.
“Kreatifitas seperti ini harus diperhatikan dan saya menginstruksikan kepada Diknas agar bisa menindaklanjuti dalam bentuk program,” ujar Walikota.
Menariknya, selain sokongan pada penulis, ternyata ada juga yang bersikap nyinyir. Menurut mereka, ada motif tertentu dibalik penerbitan kemudian dilanjutkan peluncuran buku ini, terutama ketika dikaitkan dengan judul buku. Anuar Totabuan Syukur sebagai penulis buku tak menampik sikap nyinyir dari sebagian pihak ini.
“Pro-kontra terhadap suatu karya itu sangat biasa—terlebih diwaktu yang luar biasa seperti saat ini, saya hanya menyarankan agar buku ini bisa dibaca utuh, tak hanya judulnya saja agar persepsi yang terbangun juga utuh. Saya sendiri menanggapi positif setiap kritikan yang dialamatkan pada karya saya karena akan membuat saya bisa berbenah. Bagi saya, karya itu sebenarnya adalah jembatan antara saya dan pembaca,” urainya.
Acara yang dimoderatori oleh Sarif Mokoginta dan dibedah oleh Muliadi Mokodompit, Sair Lentang, dan Rajiman Ododai ini memunculkan animo yang besar dari masyarakat. Nampak yang hadir dalam kegiatan ini, selain guru dan siswa, juga tokoh-tokoh masyarakat.
[EKA/HAS]
bukunya..ada aura politik