TOTABUAN.CO— Operasi pertama pencarian pesawat Aviastar yang hilang sejak Jumat sore dalam penerbangan dari Bandara Andi Djemma, Masamba, Kabupaten Luwu Utara ke Bandara Sultan Hasanuddin, pada Sabtu (3/10) dianggap gagal. Tim gabungan Basarnas yang menyisir daratan dan memantau dari udara belum menemukan adanya tanda-tanda titik hilangnya pesawat.
Basarnas melakukan pencarian darat dengan mengerahkan 125 personel gabungan TNI, Polri, dan potensi masyarakat di lokasi yang diperkirakan kontak terakhir pesawat tersebut sebelum dinyatakan hilang dan melakukan pencarian lewat udara, semua hasilnya nihil.
“Kami gagal dalam operasi pencarian hari pertama ini. Besok pagi akan kami lanjutkan lagi dengan memperluas areal pencarian,” ujar Kepala Basarnas, Marsekal Madya, FX Bambang Soelistiyo dalam keterangannya di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar di Maros, Sabtu (3/10).
Bambang menjelaskan, hambatan yang ditemui adalah, 80 persen wilayah lokasi pencarian terdiri dari pegunungan, perbukitan, jurang terjal, ditambah cuaca berkabut, khususnya di sektor empat dan tiga yang tak memungkinkan pesawat melakukan pencarian.
Menurut Bambang, Basarnas mengerahkan penyisiran di daratan di wilayah Bastem wilayah Luwu yang di sesuaikan dengan informasi masyarakat yang dikembangkan, sedangkan pencarian lewat udara dikerahkan tiga pesawat yang melakukan enam kali sortir di empat sektor.
“Kami sudah menggunakan peralatan untuk mendeteksi posisi jatuhnya pesawat itu ternyata Emergency Locator Transmitter (ELT) atau perangkat suar penentu lokasi pesawat tersebut tidak terdeteksi,” katanya yang juga menambahkan sudah meminta bantuan negara sahabat untuk memantau.
Hari pertama pencarian difokuskan di empat sektor, masing-masing luasannya 15 x 15 nautical mile square, ini akan diperluas menjadi 30 x 30 nautical mile square meliputi wilayah Luwu, Palopo, Toraja, dan Enrekang. Rencananya, Minggu (4/10) pagi kembali dilakukan pencarian.
“Masih ada satu pesawat yang melakukan pencarian di lokasi dan akan berakhir sore nanti, setelah itu pencarian dihentikan dan akan dilanjutkan Minggu pagi dengan mengerahkan empat pesawat, termasuk penambahan pesawat helikopter dari PT Bosowa,” katanya.
Pesawat yang hilang itu mengangkut tiga kru dan tujuh penumpang, Jumat (2/10), setelah take off dari Bandara Andi Djemma pukul 14.25 waktu setempat. Sekitar 11 menit kemudian atau pukul 14.36 Wita hilang kontak dari Menara Pemantau Bandara Andi Djemma.
Pesawat Aviastar DHC6/PK-BRM dengan nomor penerbangan MV 7503 itu dipiloti Kapten Iri Afriadi, Ko-Pilot Yudhistira dan teknisi Soekris Winarto, mengangkut tujuh penumpang, lima di antaranya penumpang dewasa dan dua bayi, masing-masing Nurul Fatimah Muhajir, Lisa Falentin, Riza Arman, Sakhi Arqam, M Natsir, serta dua orang bayi Afif dan Raya.
Sementara itu, DVI (Disaster Victim Indentification) Bidang Kedokteran Kesehatan (Biddokkes) Polda Sulsel telah menyiapkan posko ante mortem untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang dialami penumpang pesawat tersebut.
Sumber;beritasatu.com