TOTABUAN.co, Medan – Ratusan tahanan yang terlibat dalam berbagai kasus kejahatan dikabarkan melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta Medan, Sumatera Utara (Sumut), Kamis (11/7) malam.
Para tahanan itu kabur menjelang magrib, atau sekitar pukul 18.15 WIB. Tahanan kabur setelah adanya keributan dengan aparat di dalam lapas tersebut. Bahkan, kobaran api sempat membesar di dalam lapas.
“Petugas sudah diturunkan untuk melakukan pengamanan di dalam lokasi lapas tersebut,” ujar Kepala Bagian Dokumentasi dan Informasi Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut), AKBP MP Nainggolan.
Nainggolan mengatakan, situasi di dalam lapas sudah dapat dikendalikan. Ratusan aparat sudah melakukan pengamanan di seputar lokasi. Polisi masih menyelidiki penyebab kaburnya tahanan dari dalam lembaga itu.
“Kita juga sudah menyebar ratusan aparat untuk melakukan pengejaran terhadap para tahanan yang kabur tersebut. Pengejaran dilakukan ke rumah keluarga tahanan, kerabat maupun tempat lainnya,” sebutnya.
Sementara itu, Detasemen Khusus 88/Antiteror Polri siaga 1 menyusul kaburnya beberapa napi kasus terorisme kakap dari Lapas Tanjung Gusta jelang waktu berbuka puasa tadi.
“Kita siaga 1. Beberapa orang napi diduga kuat kabur. Info sementara Suriadi alias Saad, Wak Geng, Fadli Sadama, Abdul Gani, Pautan, Butong, Beben, Suryo, Jaja, Nibras, Anton, Agus Gema, dan Jumirin,” kata seorang sumber di lingkungan Densus 88 saat dihubungi Beritasatu.com
Mereka itu adalah narapidana teroris jaringan paramiliter Aceh dan melakukan perampokandi Bank CIMB, Medan. Mereka berhasil kabur dengan membakar dan menjebol dinding Lapas sekitar pukul 18.00 WIB.
Sampai sekitar pukul 22.00 WIB, suasana dalam gedung lembaga yang menampung 2.000-an napi itu masih gelap.
“Masih kobaran api yang terlihat masih menyala dari dalam lembaga tersebut. Api berkobar karena diduga kuat disengaja oleh napi saat kejadian kerusuhan,” ujar seorang petugas di LP Tanjung Gusta Medan, E Manurung.
Ia menyampaikan, situasi keramaian di dalam lembaga masih ditangani. Sudah ada petugas yang berusaha menetralisir para tahanan supaya situasi tidak bergejolak. Sampai sejauh ini, kabar petugas di dalam gedung lembaga masih aman.
“Listrik tidak menyala karena kobaran api kebakaran di dalam. Sehingga, situasi di dalam masih gelap. Namun, kita sudah mengantisipasi jika kobaran api semakin membesar,” sebutnya.
Sementara penyebab kerusuhan yang terjadi di dalam LP Kelas I Tanjung Gusta Jl Tanjung Gusta kawasan Helvetia Medan, akibat pemadaman listrik yang menghambat pasokan air di dalam lembaga.
“Saat kejadian para tahanan mengeluhkan masalah air yang tidak mengalir. Selain itu, situasi di dalam pun gelap karena listrik padam,” ujar Manurung sebelumnya.
Manurung mengatakan, para tahanan menduga petugas sengaja melakukan pemadaman dan menghentikan pasokan aliran air. Padahal, situasi yang gelap akibat pemadaman listrik.
“Pemadaman listrik menghambat pasokan aliran air ke dalam tahanan. Mereka kemudian mengajukan protes yang berbuntut pada kerusuhan. Saat kejadian, situasi sudah tidak terkendali,” katanya.
Menurutnya, petugas sudah berusaha mensupply air untuk memenuhi permintaan tahanan. Upaya petugas dengan menghidupkan mesin genset yang sudah ada.
“Namun, meski mesin genset sudah dinyalakan, ternyata tidak bisa mensupply air ke seluruh blok. Kondisi yang memicu kemarahan tahanan, kemudian berbuat kerusuhan,” sebutnya.
Sumber: beritasatu.com