TOTABUAN.CO-Lacak artefak yang dilakukan Masyarakat Arkeologi Indonesia (MARI) menemukan sejumlah jejak prasejarah di tepian Sungai Ciliwung di Condet, Jakarta Timur. Sebuah makam, yang diduga era prasejarah terawat baik di tepian Ciliwung.
Lacak artefak yang dilakukan pada Sabtu (9/1) ini melibatkan Komunitas Ciliwung, Asosiasi Pilot Drone Indonesia, Bike to Work Indonesia, Geographical Mountaineering Club UI, GenKreatif, dan Komunitas Peta Hijau.
Makam itu tidak seperti makam lainnya. Hanya bebatuan saja yang tersusun. Tak ada nisan yang tertanam. Makam ini mirip makam era prasejarah yang terdapat di Bogor. Sungai Ciliwung sejak 2 ribu tahun sebelum masehi memang menjadi jalur peradaban.
“Kalau warga Condet menyebutnya makam Ki Tua. Ada juga yang menyebutnya Ki Balung Tunggal. Namun tidak ada tulisannya sama sekali,” terang Ketua MARI, Ali Akbar.
Menurut Ali, ada jenis tradisi lisan yang ketika melihat fenomena atau temuan tertentu kemudian mencoba memahami dan memberi nama. Ki Tua kemungkinan karena makam itu diperkirakan sangat atau paling tua. Ki Balung Tunggal kemungkinan berasal dari kata “balung” atau tulang dan “tunggal” yang satu atau utama.
“Nama Ki Balung Tunggal juga terdapat di Gunung Pancar Bogor. Artinya masyarakat setempat mencoba mencari tahu, tetapi informasi sangat minim dan akhirnya menjadi cerita dari mulut ke mulut. Makam siapa di tepi Sungai Ciliwung? Tidak ada yang tahu. Yang pasti dari bentuk makamnya untuk sementara ini dapat dikatakan merupakan yang tertua di Condet,” urai dia.
Yang menarik, lanjut Ali, ada beberapa warga Condet yang memang sering mendengar ada makam Ki Tua tetapi ketika ditanya tidak tahu di mana letaknya.
“Lokasi makamnya terawat, di seberang Kelurahan Balekambang. Sepi lokasinya, tidak ada yang menaruh sesajen atau apa,” tutup dia.
Sumber:detik.com