TOTABUAN.CO – Planet Jupiter baru-baru ini diprediksi ditabrak oleh objek antariksa yang dipercaya adalah sebuah asteroid, kata seorang astronom pemula dari Austria yang kebetulan punya sedikit bukti dalam bentuk video.
Dengan teleskop 20 sentimeter, dia merekam apa yang terjadi pada Jupiter. Seiring Jupiter mengorbit seperti biasa, tiba-tiba dari arah samping kanan ada cahaya warna putih. Meski terlihat kecil, ledakan yang dihasilkan saat ia menghantam Jupiter diyakini cukup kuat.
Mengutip situs Tech Insider, sempat ada dugaan bahwa itu hanya masalah teknis yang terjadi pada teleskop yang ia gunakan sehingga menghasilkan semacam gangguan putih kecil pada objek yang sedang dibidik.
Namun, di waktu yang bersamaan, sebuah teleskop ukuran 28 sentimeter di Irlandia juga menangkap momen yang sama dan mengklaim bahwa pengaruh dari tabrakan tersebut memang cukup besar.
Astronom asal Amerika Serikat, Phil Plait menyatakan, asteroid atau komet yang menghantam Jupiter itu kemungkinan ukurannya hanya puluhan meter saja diameternya. Sehingga jika betul menabrak Jupiter, pengaruhnya tidak sebanding dengan massa dan ukuran si planet.
Diketahui ukuran radius Jupiter mencapai 69.911 kilometer, sedangkan Bumi hanya 6.371 kilometer.
“Secara rata-rata (dengan mengabaikan kecepatan orbit), sebuah objek akan menghantam Jupiter pada kecepatan lima kali lipat lebih besar dari kecepatan jika ia menghantam Bumi, sehingga energi tabrakan 25 kali lebih tinggi,” terang Plait.
Ia melanjutkan, “asteroid yang menghantam kota Chelyabinsk, Rusia pada 2013, ukurannya 19 meter dan meledak sekuat energi 500 ribu ton TNT. Sekarang kalikan sebanyak 25, dan Anda akan paham bahwa tidak perlu sebesar itu bagi objek antariksa untuk menghantam Jupiter agar terlihat dari Bumi.”
Menurutnya, dengan kecepatan yang sangat tinggi, menabrak atmosfer Jupiter seperti menghempaskan diri ke tembok.
Jupiter diyakini sebagai raksasa gas yang elastis. Hingga saat ini planet urutan kelima dari Matahari ini bisa dibilang sudah terbiasa dihantam oleh asteroid yang sedang terbang melintas ke arahnya.
Objek antariksa yang menabrak Jupiter dan bisa terlihat dari Bumi, dipercaya terjadi sekitar satu tahun sekali, dan manusia bisa melakukan pantauan lebih sering karena teknologi dari instrumen ilmiah yang semakin berkembang.
sumber:cnnindonesia.com