TOTABUAN.CO — Kapten Irianto, pilot pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang kontak pada Minggu (28/12) kemarin dikenal juniornya di TNI AU sebagai pilot pesawat tempur yang handal. Danlanud Adi Sucipto Marsma TNI Yadi Indrayadi, salah seorang junior Irianto mengatakan sewaktu di pendidikan penerbangan, Irianto adalah lulusan terbaik saat itu.
“Saya ingat beliau itu, dia salah satu senior yang dekat dengan junior dan bertanggung jawab mengajari juniornya sampai mahir,” katanya saat ditemui wartawan, Senin (29/12).
Saat itu, Irianto adalah salah seorang penerbang F-5 yang handal. Sebagai instruktur dia pun benar-benar memperhatikan junior-juniornya saat latihan. Yadi menuturkan, kenangan yang hingga kini berkesan dengan Irianto yaitu saat dia tengah latihan intercept dengan pesawat F-5 bersama Irianto.
“Waktu saya latihan itu, beliau menjadi target yang akan saya intercept, waktu saya split, beliau mengikuti saya, lalu split juga. Untung saja tidak menabrak. Tiba-tiba saya kehilangan pesawat target yang dipiloti beliau. Saya cari tidak ada, ternyata terbang di bawah saya,” kenangnya.
Kedekatan Yadi dengan Irianto tetap terjaga hingga sekarang. Terakhir kali mereka saling kontak melalui media sosial Facebook.
“Beliau terakhirnya like status saya dua minggu lalu. Saya tanggal 24 kemarin sempat bukaFacebook dan beliau bikin status sedang di gudeg kikil Seturan,” ujarnya.
Seingatnya, Irianto bergabung dengan TNI AU selama 10 tahun dengan pangkat Letnan Satu. Pada tahun 1993 Irianto memutuskan untuk bekerja di pesawat komersil.
“Dulu pernah di Adam Air, Lion kalau tidak salah, lalu AirAsia,” tambahnya.
Pesawat Air Asia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura hilang kontak, Minggu (28/12) pagi. Setelah delapan menit lepas landas, pesawat hilang kontak. Pesawat berangkat pukul 05.20 WIB dari Surabaya dan seharusnya tiba di Singapura pada pukul 08.30 WIB.
sumber : merdeka.com