Catatan khusus:
Ada satu hal yang sering luput dari percakapan besar pembangunan: bahwa ekonomi sebuah desa tidak selalu bergerak dari gedung megah, pasar besar, atau pusat perdagangan. Kadang, ia justru bermula dari sebuah jalan sederhana yang memotong lahan-lahan pertanian jalan yang menghubungkan kerja keras petani dengan harapan hidup yang lebih layak.
Inilah yang tampak ketika Bupati Bolaang Mongondow, Yusra Alhabsyi, turun langsung ke Desa Komangaan. Tidak dengan protokoler panjang, bukan pula dengan pakaian resmi. Hanya kaos lengan panjang dan sepatu bot. Namun dari langkah sederhana itu, ada pesan yang jauh lebih kuat: pembangunan harus menyentuh tanah yang paling dekat dengan rakyat.
Monitoring jalan usaha tani hari itu bukan sekadar memastikan proyek telah selesai. Lebih dari itu, ia adalah upaya memastikan bahwa jalan tersebut benar-benar menjadi sarana bagi petani untuk bergerak lebih cepat, lebih efisien, dan lebih sejahtera. Sebab ketika akses dibuka, maka ekonomi pun menemukan jalannya.
Visi-misi Bupati Yusra dan Wakil Bupati Dony Lumenta tidak hanya menempatkan pertanian sebagai sektor unggulan. Mereka ingin membuktikan bahwa desa-desa di Bolmong bisa tumbuh lebih kuat dari akar rumputnya sendiri. Jalan usaha tani adalah salah satu wujud konkret itu sebuah investasi yang tidak hanya terlihat di atas kertas, tetapi terasa langsung di telapak kaki para petani.
Dari Komangaan, perjalanan berlanjut ke Otam Barat, Apado, Kopandakan II, Tapadaka I, hingga Doloduo II. Setiap titik memiliki kisah yang sama: petani yang dulu harus menggotong hasil panen berjam-jam, kini bisa membawa pulang lebih banyak waktu dan lebih banyak rezeki. Transportasi lebih mudah, biaya angkut menurun, hasil panen lebih cepat sampai ke pasar. Jalan itu seperti membuka pintu yang selama ini tertutup oleh keterbatasan.
Pada akhirnya, catatan ini bukan hanya tentang infrastruktur, melainkan tentang keberpihakan. Tentang bagaimana sebuah pemerintahan memutuskan untuk memulai pembangunan dari yang paling mendasar jalan kecil yang menggerakkan roda ekonomi desa.
Karena di banyak tempat, pembangunan besar justru dimulai dari sesuatu yang sederhana. Dan di Bolmong hari ini, pembangunan itu dimulai dari jalan pertanian. (*)







