NASIONAL (totabuan.co) — Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Hatta Rajasa menegaskan perlunya melakukan reformasi jilid kedua atas reformasi yang telah diperoleh dalam 15 tahun terakhir ini.
“Kita harus lancarkan reformasi jilid kedua, yaitu politik untuk kesejahteraaan, budaya untuk kesejahteraan, semuanya kita arahkan untuk wujudkan kesejahtraan seluruh elemen bangsa. Reformasi gelombang kedua, merubah cara pandang kita, merubah mindset, tidak ‘business as usual’. Politik kesejahteraan, budaya kesejahteraan, semua di arahkan pada kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ujarnya dalam diskusi terbuka bertajuk ‘Dari Reformasi Politik ke Reformasi Ekonomi’ di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN, Jakarta, Senin (27/5).
Hatta menambahkan, selama perjalanan 15 tahun reformasi meskipun ada yang memandang dengan cara pesimis namun menurutnya reformasi telah memberikan banyak perubahan yang dicapai. Mulai dari perubahan sistem politik hingga perubahan pembangunan.
Namun, ditekankannya memang masih banyak kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki. Salah satunya, pemerataan pembangunan dan kesejahteraan.
Reformasi jilid kedua, lanjut Hatta, juga harus mampu memperbaiki etika politik, yakni oligarki politik oleh para pemilik modal yang kini justru makin tampak. Salah satu indikatornya yakni dengan munculnya politik uang dan modal politik yang begitu besar dalam setiap kali penyelenggaraan pemilu dan pemilu kepala daerah (pilkada). Etika politik yang sempit inilah yang terus membuat praktik-praktik KKN dalam dunia politik tak pernah surut.
Demokrasi dari sisi etik yang menurut Hatta mengalami kemunduran yang luar biasa dalam reformasi tampak dari munculnya demokrasi yang cendeurng liberal dimana pemilik modal menginflasi demokrasi sehingga demokrasi bangsa menjadi terpasung, aksesbilitas terhadap sumber daya alam (SDA) menjadi sangat terbatas.
“Reformasi ekonomi adalah cara kita mereformasi pengelolaan SDA. Kalau kita membiarkan seperti ini secara tidak kita sadari, kita akan berpihak pada pemilik modal yang kuat. Kita tidak boleh beralih pada tirani pemilik modal yang mengakibatkan terinvasinya demokrasi,” katanya.
Lebih lanjut, Hatta menambahkan, kebebasan yang muncul pada masa reformasi merupakan satu kemerdekaan tersendiri dimana kebebasan adalah esensi dari sebuah kemerdekaan.
Ditambahkannya, munculnya reformasi di bidang ekonomi saat ini juga tak akan terjadi tanpa adanya reformasi politik sehingga hasil-hasil pembangunan saat ini adalah buah-buah reformasi politik yang telah berjalan.
“Kesimpulan nya, reformasi kita sudah ‘on the track’ meskipun ada yang harus diperbaiki, tetapi percayalah apa yang kita capai adalah buah dari reformasi. Kita harus percaya diri kita akan capai sasaran kita pada tahun 2025 kita akan mencapai negara terkuat nomor tujuh di dunia. Kemudian, demokrasi kita bukan sekedar mencapai kekuasaan, tetapi tata nilai value , dan harus mampu membawa pada kesejahteraan,” tegasnya.
sumber: beritasatu.com