TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU— Sejak dua hari dipindahkan dari Pasar 23 Maret ke Pasar Genggulang, sejumlah pedagang pasar tersebut, mengeluhkan omset yang mereka dapatkan menurun. Seperti penuturan salah satu pedagang yakni Pepen Abas, bahwa biasaya ikan yang dijualnya selalu habis meski terkadang hingga siang hari.
‘’Meski lama, tapi dagangan saya sehari itu habis. Ini sudah hampir seharian saya berada disini hanya satu dua ekor saja yang laku,’’ terang Pepen.
Gara-gara tidak bisa terjual kalau hanya berada di pasar, di hari kedua kata Pepen, dirinya terpaksa menjajahkan ikan yang ada keliling dengan menggunakan sepeda motor.
Pantauan totabuan.co, meski jam baru menunjukkan pukul 9 pagi, tidak tampak lagi ada proses jual beli di lokasi pasar tersebut. Hal yang sama juga terjadi di pasar tradisional poyowa kecil. Lokasi pasar tersebut meski ada transaksi jual beli, namun menurut idris yang berfrofesi sebagai penyalur tomat, dirinya merasa dagangannya berjalan sangat lambat.
“Sebelumnya di pasar sebelumnyai penyaluran tomat kepada pedagang eceran bisa mencapai 60 kas perhari, tapi untuk dua hari terakhir ini hanya 20 kas tomat yang dapat dijual,’’ terang Idirs.
Keduanya hanya berharap agar pemerintah dapat mencarikan solusi atas keluhan mereka sebagai pedagang.
“Pemerintah jangan cuma bisa memindahkan kami begitu dari tempat yang satu ketempat yang lain. Mereka juga harus melihat kondisi tempat apakah layak dan strategis untuk kami berjualan” terang Idris. (tr1/ar)