TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kehutanan Universitas Dumoga Kotamobagu (UDK) kembali lancarkan aksi demontrasi Rabu (6/11). Mereka menuntut Rektorat UDK mengganti Spelman Mokoginta sebagai Koordinator UDK Kampus Boroko.
Selain orasi, pada aksi yang diikuti oleh puluhan mahasiswa ini, pengunjukrasa juga membakar ban bekas di halaman Kampus UDK. Wiyanto Makalag, koordinator aksi, mendesak pihak senat dan rektorat yang sedang menggelar rapat untuk mengakomodir tuntutan para mahasiswa.
“Kalau tuntutan kami tidak didengar oleh para rektorat dan dosen- yang sedang Rapat Senat maka kami tidak akan mengikuti proses perkuliahan,” ujar Wiyanto.
Unjuk rasa ini merupakan lanjutan aksi serupa yang digelar pada Kamis (31/11) pekan lalu. Mereka menilai pemilihan koordinator kampus UDK Boroko itu tidak sesuai dengan statuta UDK. Menurut pengunjuk rasa, penunjukkan Spelman tak melalui rapat senat, namun sepihak dari rektorat.
“Kami mempertanyakan keabsahan jabatan Spelman Mokoginta, yang kini menjabat sebagai koordinator kampus di Boroko. Sebab, pemilihannya tidak berdasarkan rapat senat, tetapi hanya dilakukan sepihak oleh rektorat,” ujar Wiyanto.
Sementara itu dalam pernyataan sikapnya, para pendemo juga menyebutkan di Kampus UDK Boroko terjadi pungutan-pungutan liar. Masalah lainya adalah honorer dosen yang tidak dibayarkan, kurikulum tidak berjalan baik, pelayanan kepada mahasiswa tidak makimal, termasuk status bangunan kampus UDK Boroko yang tidak jelas.
Aksi mahasiswa ini mendapat respon dari Rektor UDK Umar Paputungan. Dia memastikan hasil rapat senat memutuskan Spelman Mokoginta dinonaktifkan sebagai koordinator Kampus UDK Boroko. Untuk sementara, kampus yang berada di Kabupaten Bolangang Mongodow Utara (Bolmut) itu dipegang oleh Umar.
“Tenaga pengajar dan dosen di UDK saat ini sangat minim. Jadi, untuk sementara waktu, saya ditunjuk sebagai Koordinator Kampus UDK Boroko,” kata Umar saat menemui para pengunjukrasa.
Editor Hasdy Fattah