TOTABUAN.CO — Hingga hari kedua pencarian oleh Basarnas dengan TNI dan Polri serta masyarakat, belum menemukan Putra Lase, anak keenam dari tujuh bersaudara, yang hanyut Minggu (23/11) pagi.
Sebelum kejadian, orangtua korban mengaku bahwa rumah mereka di Dusun Kemuning Desa Danau Pandan, didatangi ular. Begitu juga rumah tempat kosnya di Desa Parjalihotan didatangi ular, tepatnya di rak buku belajarnya.
Hal itu dikatakan Napitalih Lase dan Fatilina orangtua dari Putra Lase, kepada New Tapanuli (Grup JPNN), Senin (24/11) di rumah keluarganya Desa Parjalihotan Kecamatan Pinangsori.
Dikatakannya, sebulan lalu rumah mereka di Desa Danau Pandan telah didatangi seekor ular dan ular tersebut naik ke atas rumah mereka, kemudian diusir hingga keluar.
Dua minggu sebelum kejadian, kembali tempat kos anaknya di Desa Parjalihotan didatangi ular dan berada di rak bukunya. Oleh warga setempat, ular itu dibunuh.
“Memang ada tanda–tanda dengan keberadaan ular di rumah kami dan tempat kos anak saya. Namun, sebelum kejadian saya juga sering mimpi orang mati saja, sehingga saya susah tidur. Semua itu tak saya sadari sebagai pertanda akan datangnya malapetaka bagi keluarga kami. Kalau pun ini namanya cobaan apa mau dikatakan lagi, yang penting jasad anak saya itu kiranya ditemukan sehingga kita tak merasa kehilangan lagi,” terang Napitalih Lase didampingi istrinya Fatilina.
Di tempat terpisah, kepala Desa Danau Pandan, Nobuala Ziliwu mengakui bahwa korban yang hanyut di Sungai Parjalohotan itu adalah warganya, yang tinggal di Dusun Kemuning Desa Danau Pandan.
sumber : jpnn.com