TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU— Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu menseriusi adanya kenaikan harga elpiji 12 Kg. Melalui Bagian Ekonomi, Sekretariat Daerah (Setda) Kotamobagu, diusulkan kebutuhan elpiji selama 2014 berdasarkan jumlah sasaran, yakni rumah tangga, rumah makan dan industri kecil.
“Ini akan kami usulkan ke Pertamina Pusat. Namun, kami akan berkoordinasi dulu dengan Provinsi Sulut dan Pertamina Sulut,” kata Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Ham Rumoroi.
Disebutkan, setelah diestimasi berdasarkan jumlah Kepala Keluarga (KK), jumlah rumah makan dan jumlah industri kecil di Kotamobagu, maka per tahunnya dibutuhkan sekira 724.820 tabung atau per bulannya sekira 60.402 tabung (lihat grafis, red).
“Ini merupakan perhitungan ideal, dengan pemakaian normal masing-masing sasaran. Jumlah ini tentunya belum termasuk saat menghadapi hari besar keagamaan,” ujarnya.
Disinggung porsi elpiji 3 Kg untuk kalangan menengah ke bawah? Ham mengaku, itu sudah termasuk. Alasannya, penjualan elpiji secara bebas saat ini, sangat sulit mengontrol orang kaya atau orang miskin. Apalagi jika harga 12 kg naik.
“Karena itu dalam perhitungan rumah tangga, dihitung sama rata dua tabung per bulan. Fakta hari ini memang demikian, apalagi belum ada aturan yang mengatur,” terangnya.
Saat ini, lanjut Ham, jumlah tabung elpiji yang masuk di Kotamobagu diperkirakan masih sama dengan jumlah yang masuk saat pertama kali konversi minyak tanah ke gas, yakni sekira 28-30 ribu per bulan.
“Kalau dilihat masih 50 persen lagi. Tentunya ini tidak akan cukup untuk menyuplai kebutuhan akan gas, apalagi saat ini sudah semua kalangan menggunakan tabung 3 Kg,” sebut mantan Kepala Kelurahan Mongondow ini. (ar)