TOTABUAN.CO — Perseteruan yang melibatkan oknum anggota Polri dan oknum anggota TNI kembali terulang. Kali ini, Isman Radjak (32) anggota TNI Komando Distrik Militer (Kodim) 1304 Gorontalo berpangkat Praka, nyaris tewas ditebas pelaku yang diduga oknum anggota Polisi. Kejadianya pada Sabtu (20/12) sekitar pukul 01.30 Wita di Jalan Arto Naue, Desa Pilohayanga, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo.
Informasi yang dirangkum Gorontalo Post (Grup JPNN.com) dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) menyebutkan, kejadian berawal ketika oknum anggota kepolisian Gorontalo yang belakangan diketahui bernisial HP, berboncengan dengan rekannya melintas dengan sepeda motor di depan rumah Ibrahim Radjak (50), ayah dari Praka Isman Radjak pada Jumat (19/12) sekitar pukul 21.00 Wita. Kala itu Ibrahim Radjak tengah duduk di depan kios miliknya yang lokasinya berada di depan rumah mereka.
Lokasi kios tersebut tak begitu jauh dari tepi jalan. Saat melintas, diduga oknum polisi berpangkat Briptu ini, nyaris menyenggol Ibrahim Radjak. Ibrahim Radjak pun dengan nada tegas menegur oknum polisi itu dengan maksud menyuruhnya agar pelan-pelan. Namun teguran itu, justru diduga memicu ketersinggungan HP, hingga cekcok diantara Ibrahim Radjak dan oknum anggota Polisi ini tak terelakan lagi.
Tak cuma itu, HP juga diduga menarik kerah baju Ibrahim, hingga kancing bajunya terlepas. Aksi HP membuat Praka Isman yang saat itu berada di dalam rumah, keluar. Ia membela sang ayah, hingga adu mulut pun terjadi, seketika sekelompok warga datang dan melerai. HP bersama rekanya langsung angkat kaki meninggalkan kerumunan warga.
Selang kejadian itu, Isman meminta adiknya untuk mengantarkannya pulang ke rumahnya di Desa Tenggela, Kecamatan Telaga. Tapi baru beranjak kurang lebih 500 meter, Praka Isman dan adiknya yang menggunakan sepeda motor itu, dicegat dua orang, salah satunya diduga Briptu HP. Kedua orang itu, langsung menyerang Praka Isman dan adiknya yang masih berada di-atas motor. Mendapat serangan, Praka Isman mencoba membela diri dengan membalas serangan, saat itu tangan Praka Isman mendapat sabetan senjata tajam, hingga menyebabkan luka yang cukup dalam di lengan sebelah kanan.
Meski demikian, Praka Isman terus melawan. Ia berhasil merebut parang yang digunakan salah satu pelaku. Salah satu pelaku berhasil dijatuhkan, dan pingsan, yang satunya lagi berhasil melarikan diri. Merasa tak aman untuk melanjutkan perjalanan, Isman pun memutuskan untuk balik kerumah orang tuanya di Desa Pilohayanga. Saat ia juga mencoba menghentikan pendarahan pada lengannya, dengan melilitkan kain. Tak hanya itu saja, korban sempat menelepon kerabatnya, mengabarkan kejadian tersebut dan meminta untuk melihat lokasi penyerangan, karena salah satu pelaku masih tergeletak.
Tak selang beberapa lama, tiba-tiba saja sekelompok orang dengan menggunakan sepeda motor langsung berdatangan. Ada sekitar 6 unit motor dengan 12 orang dilengkapi senjata tajam. Mereka langsung menyerang warung milik ayah Praka Isman. Ayah dan adik Praka Isman pun ikut menjadi sasaran massa. Beruntung sempat melarikan diri.
Pada saat itu Praka Isman yang sedang mengobati lenganya, masih sempat menanyakan hal apa yang membuat mereka melakukan penyerangan. Sayangnya, langka mediasi yang dilakukan Praka Isman tak mendapatkan respon baik dari para pelaku.
“Semua pake samurai (parang panjang), mereka menyerang. Saya mencoba membantu anak saya (Isman), tapi mereka sudah kasar sekali, mereka seperti didaerah konflik,” ujar Riyanti Tomayahu, ibu Praka Isman.
sumber : jpnn.com