TOTABUAN.CO- Jakarta – Butuh banyak pertimbangan sebelum memutuskan untuk punya tato permanen. Selain soal desain, dan mungkin juga stigma, ada juga risiko kesehatan yang perlu dipertimbangkan.
Risiko kesehatan saat seseorang punya tato tidak sebatas hanya pada urusan alergi, bagi yang tidak cocok dengan bahan kimia dalam tinta yang digunakan. Pun tak selalu tentang risiko penularan infeksi hepatitis C jika jarum tato yang digunakan tidak steril.
Beberapa risiko kesehatan yang sering terlupakan, tapi cukup sering ditemukan adalah sebagai berikut, dirangkum dari Livescience,
1. Infeksi
Proses pembuatan tato yang tidak steril sering dikaitkan dengan risiko penularan infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) dan hepatitis C. Infeksi yang terakhir disebutkan bisa memicu sirosis atau pengerasan hati, dan berkembang menjadi kanker.
Pada 2012, infeksi mikroba Mycobacterium chelonae juga dilaporkan terjadi di New York. Penyebabnya adalah penggunaan tinta tato warna abu-abu yang terkontaminasi. Meski disebutkan bahwa infeksi seperti ini sangat langka, sebaiknya segera hubungi dokter jika tato mengalami radang, bengkak dan kemerahan.
2. Alergi
Tidak mangalami reaksi alergi saat pertama kali bikin tato bukan berarti tiket aman untuk tato berikutnya. Dalam banyak kasus, reaksi alergi baru muncul pada pembuatan tato kedua dan seterusnya, atau dari tato yang sama tapi baru muncul alergi beberapa tahun berikutnya.
Alergi terhadap tato umumnya bisa diatasi dengan ijeksi steroid. Namun dalam kasus langka, kulit di area yang mengalami alergi tato harus diangkat melalui operasi.
3. Menyamarkan gejala penyakit
Beberapa jenis kanker kulit seperti melanoma, karsinoma sel basal, dan karsinoma sel skuamosa, kerap terdeteksi hanya dari perubahan tekstur di permukaan kulit. Menutupi kulit dengan tinta tato, kadang menyamarkan perubahan-perubahan semacam itu.
Tahun 2013, sebuah laporan menyebut kanker melanoma pada seorang pria terungkap saat yang bersangkutan menghapus tato dengan laser. Sebelumnya tidak ada yang menyadari gejalanya karena tertutup tato berwarna hitam.
4. Terbakar matahari
Kandungan cadmium pada beberapa jenis tinta tato bisa meningkatkan risiko kulit terbakar akibat paparan sinar matahari. Tinta warna kuning, hitam, merah, dan biru paling banyak dilaporkan memicu reaksi yang tidak diinginkan pada kulit yang terpapar matahari.
5. Reaksi dengan ion listrik
Menurut sebuah laporan tahun 2011, seorang pemain sepakbola profesional mengalami luka bakar saat menjalani pemindaian MRI (Magnetic Resonance Imaging). Luka bakar ditemukan pada tato berwarna hitam yang ada di permukaan kulitnya.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa luka bakar disebabkan oleh arus listrik yang dihasilkan oleh kandungan besi-oksida yang ada di tinta tato. Pemilik tato warna merah juga dianjurkan untuk berhati-hati karena tinta tato dengan warna tersebut juga banyak mengandung besi.
Sumber; Detikcom