TOTABUAN.CO MANADO— Sedikitnya 20 orang wartawan ikut dalam kegiatan ujian kompetensi wartawan (UKW) yang dilaksananakan selama dua hari sejak Senin 18-19 yang dilaksanakan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) cabang Sulut. Kegiatan yang dipusatkan di kantor PWI Jalan Sudirman Manado itu, dihadiri tiga pemateri yakni Hendry Ch Bangun, Marah Sakti Siregar dan Encub Subekti.
UKW yang dibuka oleh Ketua PWI Sulut Voucke Lontaan Senin (18/4) dihadiri para peserta dari berbagai latar belakang media yakni media cetak, media Cyber, televisi dan radio. Sebelum pelaksaaan UKW, dilaksanakan safari jurnalis yang diprakarsai oleh PT Astra.
Menurut Ketua PWI Sulut Voucke Lontaan, UKW yang dilaksanakan ini, merupakan program tahunan dari PWI sebagai organisasi yang ditunjuk oleh Dewan Pers. Selain itu UKW ini bertujuan untuk melatih agar wartawan yang ikut dalam UKW lebih terarah dan lebih professional dalam menjalan tugas.
Dari 21 peserta yang terdaftar hanya 20 peserta yang ikut. Selama dua hari diuji peserta diuji mulai dari cara berwawancara, menyusun rencana peliputan, penyusun topik berita hingga cara membuat berita.
“Semua hasil langsung diperiksa oleh tim penguji yang langsung diberikan nilai. Masing-masing dibagi tiga kelompok. Semua tim penguji terbuka dalam melakukan penilaian. Bahkan ada yang bisa tahu nilai yang diberikan oleh tim penguji,” tambahnya.
Di hari kedua setelah melewati beberapa materi ujian langsung ditutup. Sebelum ditutup langsung dibacakan oleh Encub Subekti salah tim penguji hasil UKW. Dari 20 peserta yang ikut, 3 peserta diantaranya dinilai belum kompeten.
“Ketiga peserta selama dua hari pelaksanaan kegiatan dinilai belum kompeten,” kata Encub saat membacakan hasil ujian di hadapan peserta.
Hendry Ch Bangun satu dari tim penguji menambahkan, bahwa penilaian yang dilakukan oleh tim penguji sangat kredibel. Ia menegaskan bahwa PWI pusat tidak terpengaruh siapa yang diuji dan siapa yang menguji. Karena bukan hanya di sini yang tidak lulus. Akan tetapi ada juga pengurus PWI pusat yang tidak lulus UKW. Ia menambahkan bahwa tim penguji dari PWI pusat memiliki kode etik. Bahkan ada fakta intregitas yang sudah ditandatangani, sehingga sangat kredibel dan sangat objektif.
Dia berharap mereka yang dinilai atau belum kompeten jangan patah arang, sehingga pelaksanaan kegiatan UKW berikutnya bisa ikut.
“Bagi peserta yang merasa dapat nilai di atas 70 pasti mereka dinyatakan lulus kompeten. Dan yang yang mendapat nilai di bawa dari 70 tentu tidak kompeten,” tambah anggota Dewan Pers ini.
Dari 20 peserta yang ikut dalam UKW, 7 diantaranya berasal dari Bolaang Mongondow Raya (BMR). Mereka adalah Abdul Bahri Kobandaha dari Harian Komentar, Hasdy Fattah dari media Cyber totabuan.co, Kano Tontolawa dari media Koran Manado. Sedangkan dari media harian Lokal yakni Marshal Datundungon, Gito Simbala, Hendra Mamonto, Koni Balamba utusan dari Media Totabuan.
Diketahui untuk tiga penguji adalah yang punya pengalaman di dunia jurnalistik. Seperti Hendry Ch Bangun adalah Redaktur senior di Harian Kompas. Marah Sakti Siregar adalah mantan panglima investigasi di Majalah Tempo di era orde baru. Sedangkan mantan pimpinan redaksi Majalah Topik Encub Subekti, pernah meraih penghargaan Adinegoro karya Jurnalistik terbaik di Indonesia. (Has)