TOTABUAN.CO — Wakil Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai apa yang disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam akun Twitter-nya adalah sebuah langkah mengambinghitamkan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Hasto mengatakan, tulisan tersebut merupakan strategi untuk menutupi langkah politik dua kaki yang dilakukan Ketua Umum Partai Demokrat itu.
Menurut Hasto, SBY sebenarnya memang ingin mendukung Koalisi Merah Putih di parlemen pada saat pembahasan rancangan undang-undang pemilihan kepala daerah hingga pemilihan pimpinan DPR/MPR. Namun, SBY engan berterus terang dan justru menjadikan kegagalan bertemu dengan Megawati sebagai alasan.
“Dalam strategi politik yang sarat diwarnai dengan kepentingan transaksional atas kepentingan politik dan ekonomi, boleh jadi langkah SBY menjadikan Megawati sebagai kambing hitam. Merupakan hal yang biasa dilakukan bagi politisi yang tidak memiliki sikap kenegarawanan. Namun, dalam politik yang berkeadaban, apa yang dilakukan SBY merupakan pemujaan terhadap strategi itu sendiri,” kata Hasto melalui siaran pers, Senin (6/10/2014).
Deputi Tim Transisi Jokowi-JK itu mengatakan, apa yang ditulis SBY tersebut tidak sesuai dengan fakta yang ada. Dia mengatakan, Joko Widodo-Jusuf Kalla selaku presiden dan wakil presiden terpilih sudah diutus oleh Megawati untuk menjadi mediator pertemuan jelang sidang pemilihan pimpinan DPR. Namun, Hasto menyebut SBY justru menutup diri. “Sebab, skenario bergabung dengan KMP memang telah didesain lama. Hanya perlu kambing hitam untuk memuluskan skenario tersebut,” kata Hasto.
Hasto mengingatkan kejadian serupa pada Pemilihan Presiden 2004. Ketika itu, SBY yang menduduki posisi menteri di kabinet Megawati merasa dizalimi. Menurut Hasto, hal tersebut dilakukan SBY untuk mencari simpati masyarakat dan terbukti ampuh sehingga membawa dia memenangkan pilpres. “Sekiranya Megawati yang menzalimi SBY, maka dalam teori perilaku, seharusnya Megawati yang aktif untuk meminta bertemu SBY,” kata Hasto.
Sebelumnya, SBY mengungkapkan kronologi gagalnya pertemuan antara dia dan Megawati. Itu dituturkannya dalam akun twitter @SBYudhoyono pada Minggu (5/10/2014) sore. Menurut SBY, pertemuan harus dilakukan apabila ingin ada kesepakatan antara PDI-P dan Demokrat di parlemen.
Sumber: kompas.com