TOTABUAN.CO POLITIK — Politisi Sulawesi Utara (Sulut) Yasti Soepredjo Mokoagow mengatakan, dirinya tidak lagi akan mencalonkan diri maju di Pilkada 2024. Menurutnya ia lebih maju sebagai Caleg DPR RI untuk mengawal aspirasi masyarakat Sulut.
Hal itu diungkapkan saat melakukan kampanye tatap muka bersama masyarakat Bolaang Mongondow saat kampanye tatap muka di sejumlah titik kampanye.
“Banyak yang bertanya mengapa Yasti Soepredjo Mokoagow tidak lagi maju di Pilkada 2024. Saya katakan, mungkin saya lebih banyak manfaat di DPR RI,” jawab Yasti saat menyampaikan orasi politiknya.
Yasti Soepredjo Mokoagow saat ini tercatat sebagai Caleg DPR RI Dapil Sulut diusung PDI Perjuangan nomor urut 2.
Baginya memperjuangkan aspirasi masyarakat di DPR RI akan lebih bermanfaar ketimbang maju menjadi kepala daerah. Alasannya, karena hampir semua daerah masih bergantung dana lewat pemerintah pusat. Sehingga itu, ia memutuskan akan kembali ke DPR RI seperti pada dua periode sebelumnya.
Bupati Bolaang Mongondow 2017-2022 ini menegaskan, padahal peluang untuk kembali bertarung di Pilkada sangat terbuka lebar. Namun Ia menuturkan, lebih memilih mencalonkan diri sebagai Caleg DPR RI untuk menjadi penyambung suara masyarakat Sulut.
“Kita lihat, BMR sudah tidak ada lagi wakil rakyat di DPR RI. Sehingga itu saya menyatakan diri untuk kembali mencalonkan diri sebagai Caleg DPR RI untuk menjadi pembawa aspirasi.
“Karena itu suatu keperluan tentu harus kita perjuangkan agar kesejahteraan masyarakat dapat terwujud dan terpenuhi,” kata mantan Ketua Komisi V di masa pemerintahan SBY ini.
Yasti menambahkan, penyampaian aspirasi masyarakat tidak terbatas hanya melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang hanya dilakukan sekali dalam setahun. Karena aspirasi masyarakat terus bergulir, sehingga dapat dilakukan pada rapat dengar pendapat umum atau audiensi dengan komisi-komisi terkait, agar penyampaian aspirasi dapat lebih cepat diterima dan dipertimbangkan.
“Bayangkan, Musrenbang hanya sekali setahun. Sementara aspirasi masyarakat bisa datang terus-menerus. Untuk itu, usulan-usulan dari masyarakat kita bisa sampaikan dalam rapat-rapat dengar pendapat dengan komisi yang saling bersangkutan dengan kita, sehingga usulan dari masyarakat itu dapat tersampaikan,” imbuh Yasti.
Kehadiran YSM singkatan Yasti Soepredjo Mokoagow setiap kali kampanye tatap muka, dihadiri ribuan relawan dan simpatisannya.
Yasti memang sudah dikenal disemua kalangan. Perna duduk dua periode di DPR RI, tentu banyak pengalaman serta bukti kerja yang bawa untuk Sulut khususnya di Bolaang Mongondow Raya.
Setiap kali kampanye tatap muka, Yasti menceritakan pengalamannya bersama Olly Dondokambey yang berhasil memperjuangkan dana ribuan milliar untuk pembangunan infrastruktur di Sulut.
Pada tahun 2009-2010 awal anggaran jalan Provinsi Sulut dan Gorontalo dengan panjang jalan 1600 km hanya duanggarkan 263 miliar, kemudian naik menjadi 750 miliar.
Dana tersebut diperuntukan untuk perbaikan dan pelebaran ruas jalan Kaiya Kotamobagu dengan panjang 33 km
Tahun 2011 anggaran, dari 750 miliar, berhasil diperjuangkan dan naik menjadi 1500 miliar. Dana tersebut kata Yasti, diperuntukan untuk jalan Pinogaluman Doloduo sepanjang 47 km
Namun seiringnya waktu karena tidak ada perwakilan di DPR RI status jalan yang sebelumnya merupakan jalan strategis nasional turun status menjadi jalan provinsi sehingga jalan itu rusak.
“Itu karena anggaran provinsi tidak mampu untuk membiayai,” paparnya
Pada 2012 anggaran bertambah menjadi 2500 miliar yang diperuntukan untuk ruas jalan kema, Rumbiah, Buyat dan Unggunoi dengan panjang jalan mencapai 170 kilometer lebih. Pada tahun 2013, anggaran kembali berhasil bertambah menjadi 3000 miliar.
Dana tersebut diperuntukan selain di wilayah Minahasa, Manado dan BMR, juga untuk pembangunan jalan di wilayah Kepulauan.
“Jadi tidak perna ada anggota DPR RI, periode sebelumnya yang mampu mendatangkan anggaran pembangunan infrastruktur jalan di Sulut. Termasuk jalan Ring Road Manado, tol Manado Bitung. Belum lagi beberapa pembangunan pelabuhan. Salah satunya pelabuhan Torosik,” bebernya.
“Kondisi hari ini karena tidak ada lagi wakil rakyat Sulut di DPR RI di Komisi V, jumlah anggaran turun tersisa 1800 miliar,” bebernya.
Ia pun berharap doa dan dukungan warga BMR, agar di Pemilu 2024 ini, ada wakil rakyat yang siap mengawal aspirasi masyarakat Sulut khususnya di BMR,” ujarnya. (*)