• Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
Jumat, Juli 25, 2025
  • Login
totabuan.co
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport
No Result
View All Result
totabuan.co
No Result
View All Result
Home Politik

Tak Cuma Pejabat, Jokowi Juga Diminta Revolusi Mental Masyarakat

Redaksi by Redaksi
22 November 2014
in Politik
0
Tak Cuma Pejabat, Jokowi Juga Diminta Revolusi Mental Masyarakat
0
SHARES
12
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

TOTABUAN.CO — Presiden Jokowi berkali-kali menyatakan akan melakukan revolusi mental dalam pemerintahannya. Namun revolusi tersebut dinilai tidak bisa terwujud bila hanya dilakukan oleh para birokrat saja.

“Apakah bisa birokrasi direvolusi mental? Harusnya dibalik, bisa nggak masyarakat direvolusi mental juga. Tidak mungkin sendiri, semua saling berkait,” kata Ketua Ombudsman Danang Girindrawardana di Jakarta, Sabtu (22/11/2014).

Dia menilai, Presiden Jokowi juga perlu merevolusi masyarakatnya. Danang mencontohkan lewat pengkajian Ombudsman soal pelayanan publik di Kantor Urusan Agama atau KUA. Seringkali, kata dia, yang melakukan modus pungli bukanlah birokrat, melainkan‎ masyarakatnya.

“KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan Ombudsman launching indeks integritas‎, ada yang di bawah standar nasional. Kementerian Agama di unit pernikahan. Misal di KUA apakah benar perilaku pungli itu dilakukan sendiri oleh petugas KUA?” ucap dia.

“Kan masyarakat juga beri sesuatu, yang nikah pelaku pungli juga. Pungli itu sama dengan perilaku korupsi ya koruptor karena mereka beri suap pada petugas KUA,” imbuh Danang.

Dia menuturkan, sebenarnya semangat revolusi mental sudah dimulai sejak 2009 lalu, bersamaan dengan lahirnya UU No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Namun, kata dia, selama 6 tahun belakangan, implementasinya masih rendah.

“UU sudah mengamanatkan reformasi birokrasi. UU 25 Tahun 2009 soal Pelayanan Publik, sudah 6 tahun jalan, implementasi pusat dan daerah masih di bawah 20 persen. Mekanisme pengawasan masih rendah,” papar dia.

“Dulu Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) dan Ombudsman dikira bisa mengawasi, tapi tetap tak bisa kalau teguran tak didengar juga. Artinya kita harus concern dan khawatir seberapa tinggi kabinet kemarin dan dipertanyakan pada kabinet saat ini,” jelas Danang.

Mental Instan

‎Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR Sohibul Iman ikut menimpali. Menurut dia, mental masyarakat yang gemar dengan hal-hal instan juga harus direvolusi pula. Ini demi mewujudkan misi revolusi mental Jokowi.

“Mental masyarakat kita ini instant atau by pass. Saya saksikan sendiri, saya buat paspor hijau di luar dinas. Saya pakai jalur normal, saya datang 3 kali dimungkinkan. Tapi ada petugas yang tawarin 1 kali datang. Kalau saya turuti ya saya tabrak UU 25 Tahun 2009 itu sendiri. Istri dan anak saya juga saya larang, harus bisa jalan prosedural,” ujar dia.

Politisi PKS ini menyampaikan pula, Presiden Jokowi yang pertama menyuarakan revolusi mental perlu menjadi contoh nyata bagi birokrat dan masyarakat. Jangan sampai Jokowi menelan ludahnya sendiri.

“Presiden harus jadi orang yang tegas. Dia tegas pada menteri, menteri tegas pada dirjen, dan seterusnya ke bawah,” ucap dia.

“Di luar masalah UU, memang yang perlu diubah itu mental birokrat kita. Masih mental feodal, mental di mana menjadi birokrat itu jadi orang istimewa lebih dari masyarakat. Saya saksikan banyak birokrat yang sudah menyadari,” tandas Sohibul.

 

sumber : liputan6.com

Tags: texs
Previous Post

Kisah anak Presiden AS pose bugil di majalah Playboy

Next Post

Harusnya Jokowi adil, jaksa agung juga perlu diteliti KPK

Next Post
Harusnya Jokowi adil, jaksa agung juga perlu diteliti KPK

Harusnya Jokowi adil, jaksa agung juga perlu diteliti KPK

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

BERITA TERKINI

Soal Jabatan Sekda, Marsel: Semoga Kader Bolaang Uki Tidak Kecewa
Bolsel

Soal Jabatan Sekda, Marsel: Semoga Kader Bolaang Uki Tidak Kecewa

by Redaksi
25 Juli 2025
0

TOTABUAN.CO BOLSEL -- Isu bakal terjadi kekosongan jabatan Sekretaris daerah (Sekda) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), mulai ramai dibahas. Isu...

Read moreDetails
Siap-siap Yusra-Dony Mutasi 297 Kepsek dan 15 Camat

Siap-siap Yusra-Dony Mutasi 297 Kepsek dan 15 Camat

25 Juli 2025
Resmi Dilantik, Raski Mokodompit Kembali ke Gedung ‘Cengkeh’

Resmi Dilantik, Raski Mokodompit Kembali ke Gedung ‘Cengkeh’

25 Juli 2025
Di Bolmong Baru Dua Koperasi Merah Putih  Beroperasi

Di Bolmong Baru Dua Koperasi Merah Putih  Beroperasi

25 Juli 2025
Pemkab Bolmong Salurkan Bantuan CPP Untuk 15.784 Kepala Keluarga

Pemkab Bolmong Salurkan Bantuan CPP Untuk 15.784 Kepala Keluarga

24 Juli 2025
totabuan.co

© 2019 TOTABUAN.CO by PMTech.

TENTANG TOTABUAN.CO

  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

IKUTI KAMI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport

© 2019 TOTABUAN.CO by PMTech.