TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Untuk menghasilkan generasi masa depan dengan kualitas tinggi dan mampu bersaing, dibutuhkan pola asuh dan pendidikan sejak dini.
Pendidikan anak usia dini merupakan investasi untuk peningkatan sumber daya manusia di masa depan.
Anak usia dini, lima tahun pertama kehidupan adalah masa emas (golden age) bagi pertumbuhan seorang anak. Masa usia ini merupakan ditandai dengan perkembangan kognitif, linguistik, sosial, emosional dan motorik yang cepat, dan karena itu menjadi periode perkembangan terpenting dalam kehidupan anak-anak
Hal itu dikatakan Selfiani Pobela Calon anggota DPRD Provinsi Sulut Dapil Bolaang Mongondow Raya (BMR) dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Menurutnya, hanya generasi yang cerdas, berani, berkarakter baik, beriman dan bertaqwa yang akan mampu berkompetisi menjadi pewaris dan penerus cita-cita perjungan dan kehidupan kita.
“Saya merasa terpanggil untuk mengawal dunia pendidikan secara umum dan investasi yang masuk baik dalam dan luar negeri serta kesempatan kerja bagi putra-putri Bolmong Raya,” ujar Mama Sarah sapaan akrabnya.
Istri Suhardjo Makalalag ini menambahkan, perkembangan otak anak bergantung pada stimulasi lingkungan, terutama pada kualitas perawatan dan interaksi yang diterima anak.
“Anak-anak yang dipupuk dan dirawat dengan baik cenderung mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, emosional dan sosial secara keseluruhan, tumbuh lebih sehat, dan memiliki harga diri yang lebih tinggi. Pada masa inilah orang tua harus mampu memaksimalkan potensi tersebut dan membentuknya menjadi anak yang pintar secara akademik maupun baik secara sosial,” tuturnya.
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk memaksimalkan masa emas ini adalah melalui pendidikan dan pola asuh yang menyeluruh meliputi pendidikan secara akademik, moral dan kemampuan sosial.
Disampin sebagai IRT, dia dan suami juga pernah bersama aktif dalam kegiatan COPSEP (Community Participation in Strategic Education Planning – Partsipasi Masyarakat dalam Perencanaan Strategis Pendidikan) dari Japan International Cooperation Agency yang kegiatannya mensosialisasikan konsep COPSEP diseluruh stakeholder pendidikan di Sulut dibawah pimpinan JICA expert Naomi Takasawa.
Sehingga pada 2008 mendirikan PAUD Happy Kids di bawah Yayasan Suhardjo Dundo Makalalag, SDM Center, sekaligus menjadi pimpinan lembaganya.
Dibawah kepemimpinanya PAUD ini bisa mencetak guru-guru yang sekalipun hanya berlatar belakang SMA namun mereka mampu menjadi guru PAUD yang profesional. Bahkan PAUD ini sempat menjadi percontohan tingkat Nasional Tahun 2012 serta tempat studi banding beberapa lembaga PAUD yang ada di Sulut.
Peremouan Lulus SMA Negeri 1 Kotamobagu tahun. 1994, merupakan putri kelahiran Bilalang. Saat ini melanjutkan pendidikan tingginya di Akademi Sekretaris Manajemen Atma Jaya Makassar. Dan saat juga dalam akhir studi S1 PAUD Universitas Terbuka.
Dia juga pernah bekerja di Bank Danamon tahun 1995 dan Bank BCA 1996-1997 di Makassar.
Saat ini aktif dalam kegiatan PPA (Pola Pertolongan Allah) sekaligus sebagai therapis melalui Emotional Freedom Techniques, EFT.
Pemerhati Golden Age/usia keemasan (0-6) tahun, karena di usia ini anak-anak kita perlu mendapatkan perhatian dan perlakuan khusus baik dari orang tua, masyarakat, ataupun pemerintah; karena dimasa ini otak anak berkembang dgn pesat sekitar 50-80%.
“Baik ataupun buruknya perlakuan kita ataupun lingkungan kita terhadap anak- anak di usia ini akan diserap dengan cepat oleh mereka. Sehingga di usia inilah Generasi Harapan bangsa kita di tentukan,” tandasnya.(**)