TOTABUAN.CO – Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku lega telah berhasil menyelesaikan tugasnya menjadi seorang pemimpin bangsa selama 10 tahun.
Dalam sambutannya di acara syukuran, SBY mengkritisi soal prosesi peralihan kepemimpinan dari masa ke masa. Tak terkecuali saat peralihan kepemimpinan Megawati menuju kepemimpinannya yang dinilai belum bermartabat dan mulia.
“Dari Megawati ke saya sebenarnya tak ada masalah, karena itu proses demokrasi dan saya dipilih oleh rakyat. Tapi sejarah mencatat dan Allah belum mengizinkan (prosesi peralihan kepemimpinan) dikatakan bermartabat, mulia dan damai. Terutama damai dalam hati,” jelasnya di kediamannya di Puri Cikeas Desa Nagrak Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor, Senin (20/10/2014).
Lanjutnya, ia menganggap banyak gejolak yang terjadi selama peralihan kepemimpinan. Seperti halnya peralihan kepemimpinan Soeharto menuju kepemimpinan BJ Habibie di tengah gejolak massa.
“Bangsa ini barang kali belum beruntung karena setiap pergantian kepemimpinan dari pemimpin terdahulu tetapi belum bisa dikatakan suksesi kepemimpinan yang damai, bermartabat dan mulia,” tuturnya.
Ia berharap, tradisi politik yang terjadi saat peralihan kepimpinan dirinya menuju kepemimpinan Jokowi-JK merupakan peralihan kepemimpinan baik dan bermartabat. “Hari ini rakyat menyaksikan betapa indahnya (presiden) yang lama mengucapkan selamat datang, inilah tradisi politik yang santun dan baik,”
sumber: okezone.com