TOTABUAN.CO–Pertarungan antar elite jelang Munas Golkar kian panas saja. Dendam lama antara Ade Komarudin (Akom) dan Setya Novanto (Setnov) kembali tersulut dalam perebutan kursi orang nomor satu di Partai Golkar.
Saat konsolidasi dengan pengurus DPD Golkar se-Jawa Timur, Setya Novanto menyindir jabatan Ade Komarudin sebagai ketua DPR. Setya Novanto mengaku siap menanggalkan jabatannya sebagai ketua Fraksi Golkar jika terpilih jadi ketua umum partai berlogo beringin itu.
Novanto cs memang kerap menyuarakan rangkap jabatan yang menjadi titik lemah Akom. Tidak hanya itu, Akom dinilai pernah berjanji tidak maju ketum Golkar karena sudah jadi ketua DPR.
“Sudah menjadi komitmen bagi saya untuk mundur jika terpilih sebagai ketua umum,” ujar Setnov.
Tak terima disindir, kubu Akom pun meradang. Timses Akom, Ahmadi Noor Supit menantang Setnov menanggalkan jabatannya sebagai seorang pengusaha karena sudah terjun ke dunia politik.
Supit menegaskan, wajar jika seseorang memiliki jabatan politik juga merangkap sebagai pejabat publik. Sebab menurut dia, jabatan publik merupakan konsekuensi logis dari jabatan politik yang diraih.
“Bagi politisi rangkap jabatan parpol dengan jabatan politik dia raih sebagai konsekuensi logis, sah saja, dulu Bang Akbar jadi ketum Golkar kemudian jadi ketua DPR,” imbuhnya.
“Bahkan seharusnya, kalau pengusaha, dia mundur dari dunia usaha dong kalau sudah masuk di politik, supaya tidak abuse of power. Kalau politisi yasudah politisi saja, begitu logika berpikirnya,” sindir dia.
Pertarungan keduanya berlanjut ke ranah etik di DPR.
sumber:merdeka.com