TOTABUAN.CO– Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menilai peristiwa yang terjadi dalam pertemuan pimpinan DPR dengan bakal calon presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai bentuk pelecehan terhadap kedaulatan bangsa Indonesia.
“PPP menyesalkan kejadian tersebut,” kata Ketua Umum PPP hasil Muktamar Surabaya M Romahurmuziy usai pelantikan pengurus PPP Sumut di Medan, Sabtu (5/9).
Menurut Romi, sapaan akrab Romahurmuziy, praktik pelecehan terhadap kedaulatan bangsa tersebut dapat terlihat jelas jika menyimak secara seksama tayangan pertemuan pimpinan DPR dengan Donald Trump.
Jika dilihat betul tayangan tersebut, yang ada justru muncul kesan jika Ketua DPR Setya Novanto seolah-olah hanya pelengkap dalam pertemuan itu. Padahal, Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia yang mampu menerapkan demokrasi dengan benar.
Dalam pertemuan tersebut, Donald Trump sudah selesai melakukan konferensi pers, lalu kembali ke podium untuk memperkenalkan pimpinan DPR RI.
Perilaku dan perkataan Donald Trump tersebut dinilai basa-basi. “(Donald Trump) kembali lagi (ke podium) untuk memperkenalkan sesaat, basa-basi yang saya kira tidak perlu,” katanya.
PPP akan mendalami peristiwa tersebut secara saksama untuk mengetahui kemungkinan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan pimpinan DPR.
Namun untuk sementara, PPP hampir dapat memastikan adanya praktik pelecehan terhadap kedaulatan bangsa dalam pertemuan tersebut. Apalagi pertemuan dengan Donald Trump tersebut tidak merupakan agenda resmi pimpinan DPR ke AS.
Karena itu, melalui fraksi, PPP akan meminta masalah itu dibawa ke Mahkamah Kehormatan DPR untuk memastikan hal-hal seperti itu tidak terjadi lagi di kemudian hari. “Baik dilakukan oleh anggota maupun pimpinan dewan,” ujar Romi.
Sumber; Merdeka.com