TOTABUAN.CO – Safari politik Presiden Terpilih Joko Widodo jelang dia dilantik 20 Oktober 2014 mendapat apresiasi dari kubu Koalisi Merah Putih. Kegiatan itu dinilai positif bagi kebaikan bersama.
Namun, juru bicara Koalisi Merah Putih (KMP), Tantowi Yahya, menangkap ada sesuatu yang kurang, yakni tiadanya teman dari partai koalisi yang mendampingi.
“Silahkan rakyat yang menilai, kenapa Pak Jokowi dalam melakukan safari politik tidak ditemani oleh politisi PDIP, PKB, Hanura dan Nasdem,” katanya di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu 15 Oktober 2014.
Meski begitu, ia tetap mengapresiasi upaya Jokowi menemui para ketua umum Koalisi Merah Putih (KMP).
“Kita hargai Jokowi bersafari ke KMP. Itu inisiatif yang bagus di tengah ancaman penjegalannya. Pertemuan itu menetralisir di masyarakat kita. So far so good,” lanjut Tantowi.
Selain itu ia mengatakan langkah politik Jokowi menemui ARB sebagai sebuah rencana yang matang. Dimana ini sebagai upaya mencairkan komunikasi politik.
“Tentu apa yang dilakukan Jokowi sudah melalui pertimbangan, itu produk rapat anggota tim transisi. Output- nya adalah safari politik,” katanya.
Sebelumnya Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa, meminta semua elemen tidak melihat safari politik presiden terpilih Joko Widodo yang bertemu dengan ketua umum Golkar, Aburizal Bakrie, dengan makna lain. Menurut Hatta, pertemuan itu sebagai langkah positif untuk pemerintahan ke depan.
“Mari kita beri kesempatan pak Jokowi untuk membangun pemerintahan dengan baik, lebih sukses kedepan sehingga apa yang dicapai bisa lebih baik lagi,” lanjut mantan kandidat Wakil Presiden dari KMP itu.
Hatta menambahkan, keberadaan KMP di parlemen justru akan membantu pemerintah. “KMP ada di DPR melakukan check and balance. Itu akan menguntungkan rakyat. Pasti,” katanya.
Mantan Menteri Koordinator Perekonomian itu meminta semua pihak tidak melakukan hal hal yang justru akan merugikan masyarakat. “Yang tidak boleh itu politik jegal-menjegal,” lanjut Hatta.
sumber: viva.co.id