TOTABUAN.CO – Politikus PDIP Yulian Gunhar membuat pengakuan soal aksinya memijit-mijit Popong Otje Djundjunan (Ceu Popong) dalam paripurna pemilihan pimpinan DPR. Gunhar ingin berbicara dengan sopan dan penuh etika ke politisi Golkar itu.
“Saya bilang, Ibu mohon maaf, saya kan anak Ibu, cucu Ibu, kita ngerti Ibu mimpin rapat seperti itu, beri kita kesempatan untuk berbicara, kita mau bicara, mik kita nggak hidup. Tolong, Ibu hidupkan,” tutur Gunhar menceritakan pembicaraannya dengan Ceu Popong di meja pimpinan kepada detikcom, Jumat (3/10/2014).
Gunhar mengatakan dirinya tak mau berteriak seperti anggota DPR yang lain. Wakil rakyat dari daerah pemilihan Sumatera Selatan II ini teringat dengan insiden protes massa di DPRD Sumatera Utara pada 2009 lalu, yang berujung kematian ketua DPRD-nya.
“Harus dicatat, pernah ada kejadian di Sumut, Ketua DPRD-nya meninggal dunia karena penyakit jantung. Usianya 51 tahun, Aziz Angkat. Setelah memimpin rapat paripurna beliau dihadapkan pada masyarakat,” ujarnya.
“Nah menurut pemikiran saya, apa sih yang harus saya lakukan? Apakah cara menyampaikannya harus seperti itu, dengan tunjuk-tunjuk ke ibu-ibu 76 tahun? Kan etika kita tidak seperti itu,” ujarnya.
Di paripurna, Gunhar yang mengenakan setelan jas serba hitam sempat maju ke depan meja pimpinan DPR, bahkan merapat hingga kursi Ceu Popong, saat terjadi kericuhan. Peristiwa ini terjadi bukan hanya sekali saja. Tak hanya bicara, Yulian yang berbadan tinggi-besar ini juga sempat memijat Ceu Popong.
Aksinya sempat menuai protes dari anggota DPR lainnya. Sebab, naik ke mimbar pimpinan sidang adalah pelanggaran.
sumber: detik.com