TOTABUAN.CO POLITIK— Langkah berani yang diambil Ketua KPUD Kota Kotamabagu Nayodo Koerniawan mundur dari jabatan ditanggapi pengurus DPC PDIP Kotamobagu Riswanto Dali. Ia menjelaskan, pengunduruan Noyodo Koerniawan dari jabatan Ketua KPUD merupakan keinginan pibadi, bukan keinginan atau desakan partai seperti rumor yang berkembang saat ini.
“Memang rencana Pak Nayodo Koerniawan akan mundur dari jabatan itu sudah lama. Tapi bukan berarti desakan partai. Itu karena keinginan pribadinya,” ujar Riswanto saat menghubungi wartawan ini Selasa (19/9).
Kendati demikian, pasca mundurnya Nayodo dari jabatan sebagai Ketua KPUD Kotamobagu, ada keinginan PDIP untuk memberikan jabatan pimpinan sayap partai yakni sebagai Ketua Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) cabang Kotamobagu.
Riswanto menjelaskan, kerja BSPN itu sama seperti dengan kerjanya KPU yakni berkaitan dengan data.
Menurutnya, Nayodo dinilai punya pengalaman dan punya kompetensi berkaitan dengan system kerja menyangkut data. Sehingga ada keinginan PDIP untuk menawarkan sebagai pimpinan sayap partai.
Selain itu lanjutnya, rencana PDIP untuk diberikan pimpinan organisasi sayap, bukan berarti Nayodo resmi mendapatkan rekom dari PDIP untuk diusung sebagai bakal calon. Sebab proses tahapan penjaringan bakal calon ada aturan main sesuai dengan mekanisme partai.
“Semua masih berproses. Meski harus jujur, bahwa salah satu figur yang bakal akan mendapatkan undangan dari DPIP itu adalah Nayodo Koerniawan, tapi bukan berarti itu sudah final. Semua ada mekanismenya,” ujar Riswanto.
Dari enam kabupaten kota yang akan melaksanakan Pilkada pada 2018, ada beberapa daerah yang belum final. Diantaranya Sitaro, Talaud, Minahasa dan Kota Kotamobagu. Sedangkan dua daerah lainnya yakni Mitra dan Bolmut itu sudah jelas, taambahnya.
Namun disisi lain pengamat Politik BMR Muhamad Dabir menilai, mundurnya Nayodo Koerniawan dari jabatan Ketua KPUD Kotamobagu merupakan langkah berani. Jabir menilai, sebelum mengambil keputusan untuk mundur, Nayodo sudah melakukan komunikasi politik dengan para pimpinan parpol.
“Kan tidak mungkin Pak Nayodo berani mengambil keputusan mundur dari jabatan Ketua KPUD, tanpa ada jaminan. Saya kira semua orang pasti akan berfikir seribu kali,” tuturya.
Djabir mengatakan, dengan mundurnya Nayodo, akan lebih memperjelas posisi Nayodo. Ruang geraknya semakin luas untuk besosialiasi, apa terlebih pernyataannya saat pengunduran diri, sudah berani menyatakan akan siap maju bertarung di PIlkada.
Sebelumnya mantan Ketua KPUD Kotamobagu Nayodo Koerniawan, tidak menjelaskan partai mana yang menjadi tambatan hatinya untuk bertatung di PIlkada Kotamobagu 2018 mendatang. Menurut Papa Kinan sapaan akrabnya, hal itu merupakan hak partai untuk menilai dan punya hak untuk memberikan rekomendasi kepadanya untuk maju bertarung.
Alasan untuk mundur dari jabatan Ketua KPUD, menurutnya agar independensi institusi KPUD tetap terjaga, Nayodo berpesan setelah meninggalkan jabatan KPUD, agar para komisioner KPUD Kotamobagu tetap menjaga netralitas.
“Andai saya mendapat rekom dan bertarung di PIlkada mendatang, saya minta perlakukan saya sepperti dengan para calon lainnya,” ujarnya.
Penulis: Hasdy