TOTABUAN.CO POLITIK — PDI Perjuangan dikabarkam membuka opsi koalisi dengan Partai Gerindra dan Partai Golkar pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024. Tidak terkecuali pemilihan kepala daerah di Sulawesi Utara (Sulut).
Hal itu seiring terjadi dinamika politik di tingkat nasional. Sehingga koalisi bisa dimungkinkan dengan dua Parpol yakni Gerindra atau Golkar.
Lantas jika koalisi antara PDI Perjuangan dengan dua Parpol itu terjadi siapa paling layak dampingi Steven Kandouw di Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulut November 2024 ?
Dari Golkar terdapat banyak kader yang dinilai punya potensi. Katakanlah, Christiany Eugenia Paruntu, Jerry Sambuaga, Ronny Sompie serta dari BMR ada Djelantik Mokodompit.
Begitu pula dari Gerindra Sebut saja, Conny Rumondor, Sjenny Kalangi serta, Brigjen Purn Wenny Warouw.
Sejumlah figur dari Golkar dan Gerindra tak bisa dipumgkiri memiliki potensi. Misalnya, Christiany Eugenia Paruntu. Ia adalah sosok bupati terpilih di Kabupaten Minahasa Selatan periode 2010-2015. Ia adalah satu dari sedikit pemimpin daerah wanita di wilayah RI. CEP julukan Christiany Eugenia Paruntu, merupakan Ketua DPD Golkar Sulut yang baru ditetapkan sebagai Caleg terpilih Dapil Sulut.
Selain itu ada nama Jerry Sambuaga yang saat ini menjabat Wakil Menteri Perdagangan. Jerry dilantik sebagai wakil menteri pada 25 Oktober 2019 lalu.
Rekam jejak politik, Ia pernah menjadi anggota Komisi I DPR RI periode 2014–2019 dari Partai Golkar.
Kendati belum lolos di Pileg 2024, namun putra Theo L Sambuaga ini dinilai layak dampingi Steven Kandouw sebagai calon wakil gubernur Sulut.
Kader Golkar lainnya ada nama Irjenpol (Purn) Ronny Franky Sompie. Sompie adalah seorang tokoh polri yang alih status menjadi PNS dan sejak 10 Agustus 2015 sampai 29 Januari 2020 mengemban amanat sebagai Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM.
Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM. Sebelumnya semasa aktif sebagai polisi ia pernah menjabat sebagai Kapolda Bali. Lulusan Akademi Kepolisian tahun 1984 ini berpengalaman dalam bidang reserse. Sompie juga di Pileg, belum beruntung meraih suara signifikan saat maju lewat partai Golkar sehingga belum lolos menjadi wakil rakyat.
Selain tiga tokoh di atas, ada tokoh Golkar dari Bolaang Mongondow Raya (BMR) yakni Djelantik Mokodompit. Politisi senior dari Golkar ini.juga sangat berpeluang mendampingi Steven Kandouw sebagai wakil gubernur.
Djelantik Mokodompit adalah Wali Kota Kotamobagu periode 2008—2013. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Anggota DPR RI Fraksi Golkar dua periode yakni 1999—2004 dan 2004—2008. Tentu dengan rekam jejak dan pengalaman di dunia politik dan dunia pemerintahan, Papa Rasky sapaan akrab Djelantik juga sangat berpeluang dicalonkan dari Partai Golkar sebagai calon wakil gunernur mewakili warga BMR dan tokoh muslim Sulut.
Berbedah dengan calon dari partai Golkar, Gerindra juga punya sejumlah figur yang mumpuni.
Seperti Ketua DPD Gerindra Sulut Conny Lolyta Rumondor. Pengusaha real estate ini pernah menjabat Ketua REI Sulut. Saat ini, tercatat sebagai Wakil Ketua DPP REI.
Melalui REI, Conny Rumondor getol memperjuangkan calon konsumen mendapat kemudahan menerima bantuan kredit perumahaan dari perbankan, baik subsidi atau komersial.
Conny Lolyta Rumondor bukan orang baru di Gerindra. Conny juga diketahui dekat dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Conny pernah memimpin Partai Gerindra Manado periode 2009-2012. Di masa kepemimpinannya, Gerindra mampu meraih lima kursi di DPRD Manado periode 2009-2014. Satu dari lima kursi itu diraih Conny Rumondor.
Selain Conny Lolyta, ada nama Sjenny F Kalangi dari Partai Gerindra. Sjenny F Kalangi merupakan politikus Partai Gerindra. Sjenny tercatat empat kali berturut- turut sebagai anggota DPRD Sulut. Kalangi berasal dari daerah pemilihan Bolaang Mongondow Raya. Saat ini Sjenny dipercayakan sebagai Badan Kehormatan (BK) DPRD Sulut.
Terakhir ada nama Brigjen Pol. (Purn) Wenny Warouw. Wenny tercatat sebagai anggota DPR RI periode 2014-2019 dari fraksi Gerindra mewakili Dapil Sulut.
Selama 34 tahun sebagai polisi, Wenny dikenal sebagai seorang investigator ulung dan sempat menjabat sebagai Direktur Ekonomi Khusus Badan Reserse Kriminal (Direksus Bareskrim) Polri pada tahun 2006 hingga 2008.
Wenny tercatat sebagai lulusan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta dan sempat menyelidiki kasus di berbagai bidang. Diantaranya bidang perbankan, pajak, asuransi, cyber crime, money laundering serta hak atas kekayaan intelektual.
Wenny bertugas di Komisi III yang membidangi Hukum, HAM dan Keamanan. Pada tahun 2005 pada Pilkada Gubernur Sulawesi Utara, Wenny turut serta mencalonkan diri menjadi Gubernur namun tidak beruntung. (*)