TOTABUAN.CO — Kegaduhan politik yang terjadi dalam proses pemilihan pimpinan DPR dan MPR mengkhawatirkan publik akan masa depan demokratis bangsa Indonesia. Polarisasi kekuatan politik yang menguasai parlemen dengan kekuatan politik yang menguasai eksekutif sebagai konsekuensi dari proses politik membuat pesimis masyarakat akan pemerintahan Jokowi-JK.
Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Ari Dwipayana menghimbau publik untuk tidak terlalu khawatir dengan situasi kegaduhan politik yang terjadi sekarang. Menurutnya, gaya kepemimpinan Jokowi dapat memberikan rasa optimisme kepada rakyat Indonesia dalam menghadapi kegaduhan politik ini.
“Dalam menghadapi kegaduhan politik ini, ada beberapa titik harapan atau rasa optimisme yang terbentuk melihat gaya kepemimpinan yang ditawarkan oleh Jokowi,” kata Ari Dwipayan dalam keterangan tertulisnya ke Beritasatu.com pada Rabu (8/10).
Ari mengungkapkan salah satu optimisme kepemimpinan Jokowi adalah ketegasan dan konsistensinya menjaga mandat dari rakyat dengan membentuk kabinet yang profesional. Kabinet ini merupakan upaya memenuhi harapan rakyat untuk bisa menarik batas yang tegas antara kabinet yang sungguh-sungguh bekerja untuk rakyat dengan kabinet yang dibentuk hanya berdasarkan alasan transaksional.
“Optimisme lain adalah pengalaman Jokowi baik di Solo maupun di Jakarta yang terbiasa menghadapi tekanan politik akibat dukungan minoritas di parlemen atau DPRD. Dalam menghadapi tekanan politik, Jokowi terbukti konsisten dengan program-program pro-rakyat,” tutur Ari.
Selain itu, komitmen Jokowi untuk tetap menjalankan tata kelola pemerintahan yang partisipatif, transparan dan akuntabel. Menurut Ari, Jokowi terlihat tetap dengan gaya kepemimpinan yang dekat dengan rakyat dan selalu berada di tengah-tengah rakyat.
“Ini menjadi titik pembeda antara pemimpin yang populis dengan model perpolitikan yang dikendalikan oligarki-elite. Pemimpin populis akan selalu mendapatkan dukungan rakyat melalui participatory democracy,” jelasnya.
Jokowi juga berjanji menegakan hukum tanpa pandang bulu serta bersama-sama rakyat memberantas korupsi dan mafia-mafia di sektor energi, kehutanan, pajak yang memiskinkan rakyat.
“Jokowi juga tidak tidak menebarkan pertarungan atau perperangan dengan kubu Prabowo-Hatta tetapi menawarkan kerja sama dengan semua kekuatan politik untuk kesejahteraan rakyat. Ini ditegaskan dalam pidato kemenangannya tanggal 22 Juli 2014,” tambah Ari.
Optimisme-optimisme ini, menurut Ari, dapat memastikan kepada rakyat bahwa program-program pro-rakyat Jokowi-JK dapat dijalankan.
sumber : beritasatu.com