TOTABUAN.CO — Polemik pemilihan wakil gubernur DKI Jakarta telah usai. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memutuskan memilih Djarot Saiful Hidayat sebagai Calon Wagub DKI Jakarta, sehingga menggugurkan dua nama lainnya, Sarwo Handayani dan Boy Sadikin.
Boy Sadikin selaku Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta mengantarkan sendiri surat nama Cawagub DKI Jakarta ke Ahok. Namun bagaimana dengan nasib Sarwo Handayani atau kerap disapa Yani?
Ketua Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) ini mengungkapkan, dirinya tidak kecewa dengan keputusan yang diambil Ahok. Namun dia memastikan tetap akan bekerja mendukung Pemprov DKI Jakarta.
“Saya akan dukung Pak Djarot. Pak Djarot pintar. Saya sih percaya sama Pak Djarot, karena berpengalaman juga,” ungkapnya saat dihubungi, Jumat (5/12).
Djarot merupakan salah satu kader dari PDI Perjuangan. Bahkan, dia pernah memimpin DPD DKI Jakarta sebelum Boy Sadikin. Namun, Yani tidak tertarik untuk masuk ke partai politik. Sebab partai bisa menjadi kendaraan politik untuk seseorang.
“Partai politik saya gak minat. Karena mau fokus di TGUPP,” tutup Yani.
Sebelumnya, terdapat empat nama yang masuk dalam bursa Cawagub DKI Jakarta, Sarwo Handayani, Bambang DH, Djarot Saiful Hidayat dan Boy Sadikin. Namun nama. Bambang DH harus undur diri karena pernah terlibat kasus, dan Ahok tidak ingin.
Bahkan, pemilihan Wagub DKI Jakarta diwarnai perdebatan sengit antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ahok. Sebab saat itu Ahok membawa tiga nama ke hadapan Megawati.
“Yang diusulkan yang berpengalaman, yang pengalaman yang dari Walikota Surabaya Bambang DH dan Walikota Blitar Djarot. Kalau ini tidak terima Pak Ahok akan lari ke? Yani,” ungkapnya setelah menyerahkan surat nama Cawagub DKI Jakarta ke Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (3/12).
Sedangkan, nama Boy muncul dari kalangan PDI Perjuangan. Menurut kader partai banteng tersebut, namanya muncul berdasarkan usulan dari DPP dan DPD PDI Perjuangan. Namun, Boy menegaskan, dirinya tidak akan memaksakan kehendak, begitupun Megawati.
“Iya tarik menarikan biasa. Tapikan DPP sama DPD kan tidak memaksakan kehendak. Alasan dari Pak Ahok memilih Djarot normal. Akhirnya ditemukan, kelebihan saya apa? Kelebihan Pak Djarot apa? Kekurang saya sama Pak Djarot juga dibahas,” katanya.
Walaupun memiliki perbedaan untuk nama Wagub DKI Jakarta, PDI Perjuangan akhirnya mengalah dan mengikuti keinginan mantan Bupati Belitung Timur ini. Dan akhirnya nama Djarot diusulkan sebagai titik tengah pertemuan antara keinginan Ahok dan PDI Perjuangan.
“Bu Megakan tidak memaksa tapi juga menanyakan, Ahok seneng sama siapa? Cocok sama siapa? Jadi ada diskusi gak langsung memaksa karena harus menghormati hak Pak Ahok,” ujar Boy Sadikin.
Boy yang sempat masuk dalam bursa Cawagub memutuskan untuk tidak memaksakan kehendak. Walaupun, dirinya adalah putra mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.? “Sayakan gak minta-minta sampe merengek meminta. Tapi kalau diperintahkan mau gak? Mau. Tapi saya juga harus tanya Pak Ahok, dia mau gak? Kalau Ahok gak mau ya saya kembali ke DPP,” tutupnya.
sumber : merdeka.com