TOTABUAN.CO BOLMONG— Bukan hanya politisi yang saat ini mulai menjadi pembahasan hangat dalam koalisi parpol di Pilkada Bolaang Mongondow 2017. Figur dari kalangan perempuan juga mulai jadi pertimbangan serius yang dianggap ampuh dalam Pilkada.
Ini bisa dibuktikan dengan Pilkada sebelumnya beberapa kepala di Sulut berasal dari kalangan perempuan berhasil duduk menjadi top eksekutif. Misalnya Bupati Minahasa Selatan (Minsel) Tetty Paruntu, yang berpasangan dengan kader PDIP Frangky Wongkar, Bupati Minahasa Utara (Minut) Vonny Anneke Panambunan-Joppy Lengkong, Wali kota Kotamobagu Tatong Bara dan Bupati Talaud Sri Manalip juga tak kalah pada Pilkada 2013 lalu.
Untuk Pilkada Bolaang Mongondow (Bolmong) ada nama Farida Mooduto yang menyatakan siap maju di PIlkada. Sejak jauh hari sebelumnya, birokrat yang dekat dengan warga ini menyatakan kesiapan untuk bertarung.
Bahkan Farida sendiri sudah mendaftar disejumlah partai, seperti Partai Golkar, PAN, Demokrat, dan dikabarkan pula akan siap mendaftar di PDIP.
“Kesiapan saya untuk maju di PIlkada Bolmong dengan mendaftar disemua partai,” kata Farida.
Hadirnya figur perempuan di Pilkada Bolmong dipastikan akan memberikan warna tersendiri di Pilkada. Apaterlebih baru satu figur perempuan yang mencuat di permukaan.
Namun kata Farida, belum dapat dipastikan poisisnya apakah di posisi calon Bupati atau calon Wakil Bupati. Sebab tergantung hasil survey serta kesepakatan politik, tutur mantan Camat Lolak dan Bolaang Timur ini.
Nur Mamonto warga Sangtombolang mengatakan, figur Farida Mooduto sudah tidak asing lagi di mata warga. Apaterlebih selain dekat dengan masyarakat, Farida memiliki hubungan kekeluargaan yang besar di wilayah Pantura. Mulai dari Kecamatan Sangtombolang hingga Kecamatan Poigar.
“Pernah dua kali menjadi camat, dan dekat dengan masyarakat. Sehingga Mama Ipan (Farida Red) tak asing lagi bagi kami masyarakat,” kata Nur.
Pengamat politik Bolmong Raya Muhamad Jabir mengatakan, pola pikir masyarakat Bolmong yang sudah mulai terbuka ruang dengan hadirnya figur perempuan dalam struktur pemerintahan baik sebagai kepala daerah atau hanya sebatas wakil kepala daerah.
Namun meski begitu, figur perempuan harus mampu membawa isu terkait kesetaraan gender di pemerintahan. Kesetaraan lanjut Jabir sudah diatur dalam undang-undang. Dimana perempuan harus mendapat tempat, baik ditataran politik maupun ditaran pemerintahan.
“Jadi tidak mustahil figure perempuan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi parpol,” tambahnya.
Ia menambahkan figur perempuan layak diusung dalam Pilkada baik dari kalangan politisi, birokrat maupun akademisi. Sebab konsentrasi parpol terhadap perempuan tampaknya masih terbatas hanya untuk Pileg.
“Figur perempuan harus berani tampil seperti figur politisi lainnya. Seperti Yasti Soeprejo Mokoagow, Marlina Moha Siahaan dan Tatong Bara. Meski tidak berdomisili di Bolmong, tapi memiliki magnet tersendiri bagi warga Bolmong,” kata Jabir. (Mg3)