TOTABUAN.CO — Ujung konflik internal PPP belum terlihat. Di satu sisi, muktamar kubu Suryadharma Ali (SDA) di Jakarta mendapat tambahan energi lewat legitimasi dari mahkamah partai. Di bagian lain, kubu Romahurmuziy bermanuver dengan mendatangi kediaman Ketua Majelis Syariah KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) kemarin (31/10).
Romahurmuziy yang dipilih sebagai ketua umum dalam Muktamar Surabaya pertengahan Oktober 2014 datang ke kediaman Mbah Moen di Ponpes Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Salah seorang petinggi PPP yang menyertai dia adalah Menteri Agama sekaligus Ketua Majelis Pakar Lukman Hakim Saifuddin.
Romy “sapaan akrab Romahurmuziy” mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut berjalan santai, bahkan penuh canda. Cukup lama Romy dan rombongan bertamu. Salat Magrib berjamaah dan makan malam bersama juga sempat dilaksanakan. “Alhamdulillah beliau sehat walafiat, tidak masuk rumah sakit,” terang Romy dalam pernyataan tertulisnya seusai pertemuan.
Sebelumnya putra Mbah Moen, Gus Yasin Maimoen Zubair, yang hadir di muktamar PPP kubu SDA di Jakarta menuturkan bahwa kiai karismatik tersebut sedang tidak fit. Itulah yang menjadi alasan Mbah Moen tidak hadir di muktamar.
Terkait acara muktamar di Jakarta yang kini sedang berlangsung, Romy mengungkapkan bahwa yang bersangkutan tidak ikut mengundang, tapi hanya mengetahui. “Kehadiran kami juga untuk menyampaikan secara langsung SK Kemenkum HAM yang mengesahkan hasil Muktamar Surabaya,” papar Rommy.
Sementara itu, hingga kemarin, di muktamar, keberadaan dukungan dari Mbah Moen juga ditampilkan. Ketua Mahkamah Partai PPP Chozin Chumaidy menegaskan, muktamar VIII di Hotel Sahid Jakarta itu merupakan hasil arahan dari majelis syariah.
Dengan kata lain, menurut Chozin, pelaksanaan muktamar dianggap telah mengikuti prosedur sesuai keputusan mahkamah partai tertanggal 11 Oktober 2014. “Ini muktamar islah yang diinisiasi Mbah Moen. Jadi, ini bukan muktamarnya Surya (Suryadharma Ali) ataupun Romy (Romahurmuziy). Ini muktamar sesuai putusan mahkamah partai,” tegas Chozin di depan muktamirin.
Chozin memaparkan, surat keputusan mahkamah partai telah memerintah pengurus harian dengan susunan Ketua Umum SDA dan Sekjen Romy untuk menggelar rapat. Batas waktunya maksimal tujuh hari terhitung sejak ditetapkan. Jika dalam tujuh hari tidak ada titik temu di antara keduanya, majelis syariah akan mengambil alih tugas untuk mengadakan rapat pengurus harian.”
Rapat itu, kata Chozin, akhirnya dilaksanakan pada 22 Oktober 2014. Dalam rapat tersebut disepakati, muktamar dilaksanakan pada 30 Oktober”2 November. “Jadi, majelis syariah bukan yang mengadakan muktamar, yang mengadakan muktamar tetap pengurus harian,” imbuh politikus senior PPP tersebut.
Dalam rapat pengurus harian 22 Oktober itu, Chozin juga menyatakan, lebih banyak dari kubu SDA yang datang. Namun, dia menegaskan, hal tersebut di luar substansi. Sebab, kubu Romy juga diundang untuk mengikuti rapat yang dijadwalkan majelis syariah tersebut. “Buktinya, undangan muktamar bukan oleh SDA, tapi oleh panitia OC dan SC yang diketahui Mbah Moen,” tutur Chozin.
sumber : jpnn.com