TOTABUAN.CO — Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat mengatakan, gaya kepemimpinannya dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok sangat berbeda. Namun, perbedaan gaya kepemimpinan tersebut tidak akan menghambat keduanya dalam memimpin Jakarta.
Hal itu dikatakan Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (11/12). Ia menegaskan, perbedaan gaya kepemimpinan tersebut justru menjadi senjata untuk saling melengkapi dalam mempercepat pembangunan Jakarta. “Saya punya gaya kepemimpinan sendiri dan kita saling melengkapi,” tukasnya.
Ia menjelaskan, setelah dilantik sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, dirinya akan langsung melakukan koordinasi dengan pejabat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. “Yang akan saya lakukan setelah pelantikan, pertama saya akan silahturahmi ke pimpinan dan teman-teman DPRD DKI. Selain itu, saya juga mau koordinasi dengan seluruh pejabat DKI,” kata Djarot.
Koordinasi dengan para pejabat DKI dilakukannya dengan tujuan untuk menyamakan visi dan misi membangun Jakarta yang lebih baik. Sehingga, terjalin komunikasi dan hubungan yang baik dengan para pejabat dalam penyelenggaraan roda pemerintahan.
“Kita mau menyamakan visi dan misi dalam upaya mempercepat pembangunan Kota Jakarta. Juga dalam upaya kita bisa lebih cepat lagi menyelesaikan tugas dan tanggung jawab,” ujarnya.
Untuk pelantikannya nanti, papar Djarot, ia akan mengenakan pakaian dinas upacara (PDU) saat masih menjadi Wali Kota Blitar. “Kemarin waktu saya pulang ke Blitar, saya bongkar baju yang lama. Kira-kira sudah 10 tahun lebih nggak dipakai. Ternyata ukurannya masih pas,” ungkapnya.
Namun, karena sudah lama tidak digunakan, warna baju PDU yang dulunya putih bersih, sekarang sudah agak memudar putihnya. Dia pun tidak mau membeli yang baru, dia memilih untuk menggunakan baju PDU tersebut.
“Memang sudah luntur. Putihnya sudah luntur. Tapi nanti kita coba. Kalau masih bagus ya sudahlah itu. Tapi, kalau sudah luntur gitu, bahasa Jawanya ‘mangkak’,” imbuhnya sambil tertawa.
sumber : beritasatu.com