TOTABUAN.CO — Kepala SMK Mahardika Jakarta, MS Ali, mengaku sangat prihatin dengan seorang siswanya yang kedapatan menggunakan narkoba jenis ganja. Ia prihatin karena sekolah merupakan tempat mendidik generasi muda.
“Keprihatinan sebagai pengajar inilah yang memrakarsai kami mengundang BNN untuk datang ke sekolah, memberi pengetahuan mengenai bahaya narkoba kepada para siswa yang masih bersih,” ujar MS di sela-sela Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Badan Narkotika Nasional (BNN) di SMK Mahardika, Jakarta, Kamis (18/9).
Ali berharap dengan adanya diskusi dengan BNN, para siswa mengetahui betapa bahayanya narkoba dan bagaimana cara-cara menangkalnya. Karena akibat kelalaian, dapat menyebabkan hilangnya satu generasi.
Sementara itu di hadapan ratusan siswa, penyuluh BNN, Eva Fitri Yuanita, memaparkan seorang pelajar biasanya mulai menggunakan narkoba dengan cara ditawari teman atau kenalan. Jika tidak diantisipasi, maka langkah berikutnya dapat berlanjut menjadi ketagihan.
“Kurangnya rasa percaya diri juga menjadi faktor penting bagi seorang remaja memakai narkoba. Di usia pubertas, rasa keingintahuan yang besar dan tidak diimbangi pengetahuan juga menjadi penyebab. Padahal jika sudah terkena, sistem otak yang sudah rusak tidak dapat sembuh. Para pengguna hanya dapat pulih melalui rehabilitasi, agar dapat bangkit dan menata hidupnya untuk masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Eva menilai para remaja penting mengisi masa muda dengan mengikuti kegiatan ekstra kurikuler atau berkreasi sesuai bakat dan menorehkan prestasi sebanyak mungkin. Langkah ini dapat menjadi proteksi yang ampuh, karena kurangnya aktivitas juga dapat menjadi penyebab siswa menggunakan narkoba.
Sumber: jpnn.com