TOTABUAN.CO – Aktivitas seni-budaya yang dikembangkan Yayasan Annur Abdul Rahman Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat mulai mendapat perhatian negara luar, salah satunya Singapura. Perantau Minang di negara itu tertarik dengan metode pendidikan yang dikembangkan Yayasan tersebut yang memadukan seni budaya dengan adat dan agama (Alquran).
“Respon itu datang dari Presiden Singapura Minangkabau Association-Ikatan Keluarga Sumatera Barat (IKSB) Singapura. Baru-baru ini kami berkunjung ke negara itu dan sambutan perantau sangat luar biasa di sana,” kata Mustafa Akmal Dt. Sidi Ali, S.H., M.H., Ketua Yayasan Annur Abdul Rahman Batipuh, Ahad (21/9), di kantor Yayasan Annur Abdul Rahman, Batipuh, Tanah Datar.
Menurut Mustafa Akmal, dukungan perantau Singapura itu menimbulkan gagasan untuk memadukan program seni dan budaya Minangkabau, baik di kampung maupun di perantauan.
“Bentuk kerjasama yang digagas antara lain memberi kesempatan dan peluang kepada Yayasan Annur Abdul Rahman Batipuh yang memiliki Perguruan Silat Taduang Bangkeh dan Pondok Alquran untuk menampilkan kreasi seninya dalam berbagai event di Batam dan Singapura,” jelas Mustafa Akmal.
Selain perantau Minang Singapura, Yayasan Annur Abdul Rahman juga melakukan kerjasama dengan Komunitas Cinta Seni Budaya Batam (KCSB Minang Batam) dan Sanggar Tuah Serantau Batam untuk mengembangkan seni dan budaya antara perantau dan kampung halaman.
Konseptor KCSB Minang Batam Hidayat Mutiara St. Batuah berharap langkah kerjasama ini ke depannya dapat diikuti oleh para perantau Minang di daerah lain untuk bersama-sama menempatkan kembali seni budaya Minang di hati dan dicintai oleh masyarakat Minang serantau.
“Dukungan ini akan melestarikan seni budaya Minang sekaligus ajang promosi di luar negeri,” katanya.
Ketua Sanggar Tuah Serantau Batam Atria Aldi mengakui kerjasama ini secara tidak langsung akan mengangkat nilai seni dan budaya Minang di kampung dan juga di perantauan. “Melalui kerjasama itu akan bisa saling isi mengisi dan tradisi yang kita miliki akan terus bertahan dan berkembang,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Umum Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia Muhammad Subhan mengaku tertarik dengan pola pengembangan pendidikan di Pondok Alquran, Adat dan Budaya Yayasan Annur Abdul Rahman Batipuh, Tanah Datar, sehingga program itu akan mampu mengisi dan membina pendidikan berkarakter di kalangan generasi muda.
Dia mengusulkan kepada pengurus Yayasan Annur Abdul Rahman juga memasukkan program pendidikan tambahan, yaitu menulis kreatif.
Sumber: liputan6.com