TOTABUAN.CO — Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta, Kristamtini, sukses meraih gelar doktor di UGM Yogyakarta. Dia berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul Kajian Genetik Warna Beras Padi.
Dalam disertasinya berjudul Kajian Genetik Warna Beras Padi, Kristamtini menilai dari sisi agronomi, padi beras hitam memiliki beberapa kelemahan, seperti umur panjang, habitus tanaman tinggi, dan potensi hasil relatif rendah (antara 4-5 ton/ha). Penelitian ke arah pembentukan kultivar padi beras hitam unggul dengan sifat produktivitas tinggi, umur genjah, habitus tanaman rendah, kadar antosianin tinggi dan rasa enak/pulen berjalan sangat lambat. “Penelitian yang mengarah pada informasi genetik warna beras belum banyak dilakukan,” paparnya dalam ujian terbuka program pascasarjana Fakultas Pertanian UGM, Rabu (10/12/2014).
Menurut Kristamtini, penelitian genetik sifat warna beras dan seleksi berbantuan penanda genetik dapat mempercepat memperoleh kultivar unggul padi beras hitam. Penelitian yang dilakukan Kristamtini tersebut dilakukan antara lain untuk mendapatkan informasi keragaman genetik sifat agromorfogenetik dan kandungan antosianin total serta mengetahui dan mempelajari parameter genetik yaitu peran gen dan pola segregasi sifat warna beras pada beberapa persilangan padi beras hitam dengan padi beras putih.
“Kita juga bisa mengetahui keterpautan penanda mikrosatelit dengan sifat warna beras dan efektifitasnya untuk seleksi berbantuan penanda DNA pada populasi hasil persilangan antara padi beras hitam dengan beras putih,”tuturnya.
Penelitian ini telah menunjukkan adanya keragaman genetik yang luas dari kultivar padi beras hitam lokal Indonesia untuk sifat kandungan antosianin total. Selain itu juga telah dihasilkan benih keturunan generasi ke 4 (F4) hasil persilangan padi beras hitam dengan padi beras putih
Beras hitam sendiri mulai popular dan dikonsumsi sebagai pangan fungsional seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan. Beras berwarna memiliki potensi sebagai sumber antioksidan karena kandungan antosianin yang tinggi dan layak sebagai sumber antioksidan karena kandungan antosianin yang tinggi dan layak sebagai sumber pangan fungsional.
“Beras hitam mengandung protein, vitamin, dan mineral yang lebih tinggi daripada beras putih pada umumnya,” tegas Kristamtini.
sumber : okezone.com