TOTABUAN.CO — Saat ini ilmu eksakta, terutama di bidang science, technology, engineering, dan math (STEM), memegang peran penting di dunia pendidikan. Bidang tersebut digadang-gadang menjadi kunci sukses bagi pembangunan suatu negara, terutama negara berkembang seperti Indonesia.
Menurut data yang dirilis oleh National Science Foundation, 10 tahun ke depan sebanyak 80 persen lapangan pekerjaan akan membutuhkan kemampuan kompetensi STEM yang memadai. Bahkan, Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) melansir, dalam empat tahun ke depan hampir 30 pekerjaan yang berkembang pesat akan memerlukan tenaga kerja dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai di bidang STEM.
Indonesia sendiri saat ini mengalami kelangkaan insinyur. Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum, Indonesia baru bisa meluluskan 42 ribu dari 175 ribu insinyur per tahun. Di sisi lain, China dan India sudah dapat menghasilkan masing-masing 764 ribu dan 498 ribu insinyur per tahun.
Berkenaan dengan pasar bebas ASEAN 2015, bisa jadi Indonesia terpaksa harus mengandalkan insinyur asing jika belum bisa memenuhi kebutuhannya. Akibat ketimpangan tersebut, pekerja asing akan banyak menduduki posisi strategis di beberapa perusahaan dalam negeri.
Kelangkaan ini juga memunculkan krisis lain dalam pendidikan. Jelas bahwa Indonesia belum mendidik siswa dengan STEM secara memadai untuk mengisi lowongan di masa depan. Ditambah, para siswa umumnya kurang tertarik dengan dunia teknik yang identik akan kekakuan.
Melihat hal tersebut, Putera Sampoerna Foundation (PSF) mengembangkan sebuah perjalanan pendidikan bernama Sampoerna Schools System yang merupakan perjalanan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada generasi muda Indonesia untuk mengenyam pendidikan yang berkualitas dan berstandar internasional.
“Pendidikan berbasis STEM membentuk sumber daya manusia (SDM) yang mampu bernalar dan berpikir kritis, logis, dan sistematis, sehingga mereka nantinya mampu menghadapi tantangan global serta mampu meningkatkan perekonomian negara,” ujar Managing Director PSF, Nenny Soemawinata, seperti keterangan tertulis yang diterima Okezone, Sabtu (22/11/2014).
Pendidikan STEM mengasah kemampuan generasi muda Indonesia untuk memahami isu yang lebih kompleks, sehingga dapat mencari solusi yang kreatif. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan keterampilan kreatif sangat dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan guna meningkatkan produktivitas.
Ia melanjutkan, keberhasilan Indonesia di masa sekarang dan mendatang bergantung pada keahlian dan kemampuan generasi penerus bangsa, terutama di bidang STEM.
“Dengan pendidikan berbasis STEM yang kuat, Indonesia memiliki amunisi yang efektif untuk menghadapi berbagai tantangan di bidang infrastruktur, energi, keamanan nasional, dan kesehatan lingkungan,” ucapnya.
Nenny menambahkan, pihaknya percaya bahwa pendidikan berbasis STEM yang diterapkannya dapat meningkatkan kualitas SDM di Indonesia, mempersiapkan mereka dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 dan mewujudkan proyeksi Indonesia sebagai negara perekonomian terbesar ketujuh di dunia pada 2030.
sumber : okezone.com