TOTABUAN.CO — Menteri Pendidikan Dasar & Menengah dan Kebudayaan Anies Baswedan, hari ini berkunjung ke sejumlah sekolah di Solo. Kunjungan pertama dilakukan di SD Negeri Dukuhan Kerten, Jalan Ahmad Yani. Di sekolah ini gerakan Indonesia Mengajar untuk Kota Solo dimulai.
Kepada para guru Anies menyampaikan agar mereka bisa menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan bagi para siswa, bukan sebaliknya. Konsep sekolah modern tersebut seperti yang dicanangkan Ki Hajar Dewantoro.
“Di SD ini basic pendidikan kita. Konsep pendidikan yang dibangun pendiri pendidikan modern di Indonesia, Ki Hajar Dewantoro adalah taman. Taman itu tempat yang menyenangkan, di mana anak itu datang ke taman senang, di taman senang, ketika pulang tidak senang. Tapi sekarang banyak yang terbalik, ketika berangkat berat hati, ketika pulang malah senang,” ujar Anies.
Menurut dia, mulai sekarang harus diubah. Dan dia bangga, konsep seperti itu sudah dimulai di Solo. Ia juga memuji SD Dukuhan yang mempunyai siswa dan pengajar hebat. Siswa di SD tersebut, kata menteri punya prestasi yang luar biasa. Sedangkan para guru khususnya kepala sekolah juga mempunyai keinginan kuat untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
“Siswa di sini hebat, pintar dan berprestasi. Kepala sekolahnya mau mengajar di pelosok, ini malah mendapat beasiswa ke luar negeri,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Anies juga menyalami ratusan siswa yang menyambutnya. Bahkan dia harus sesekali jongkok lantaran banyak siswa yang masih anak-anak.
Ia juga sempat melihat kesenian karawitan yang merupakan kegiatan ekstra kurikuler siswa. Saat masuk ke ruangan latihan karawitan, Anies disambut gending kebo giro. Usai gending tersebut, para siswa bersama Anies mendendangkan gending ‘suwe ora jamu’. Sambil sesekali bertepuk tangan, Anies juga tampak fasih mendendangkan lagu daerah itu.
Selain berkunjung ke SD Dukuhan, Anies juga mengunjungi sejumlah sekolah lainnya. Yakni SMA Negeri 1 Solo, PKBM Ar Ridho Silir, SMA Diponegoro dan Taman Cerdas Gandekan. Menteri akan mengakhiri kunjungannya ke Museum Purbakala, Sangiran, Sragen.
sumber : merdeka.com