TOTABUAN.CO — Profesionalisme guru dalam mengemban tugas sangat dibutuhkan. Pasalnya, guru dituntut memiliki inisiatif dan inovatif dalam memberikan bahan ajar.
Untuk memacu semangat inovatif guru, Direktorat Jendral Pendidikan Menengah (Ditjen Dikmen) Kemendikbud mengadakan Lomba Karya Ilmiah dan Inovasi Pembelajaran (KIIP), bagi guru SMK se- Indonesia.
Dirjen Dikmen, Ahmad Jazudie mengatakan, dengan adanya lomba karya ilmiah guru SMK, semoga dapat mempertajam kecakapan konseptual dan operasional dalam menulis.
Terlebih karya ilmiah inovasi pembelajaran yang mencakup model, strategi, metode, media, dan pendekatan pembelajaran yang terfokus kepada pemberdayaan siswa di sekolah.
”Untuk memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memahami, menguasai, dan mempraktekkan materi ajar, guru dituntut mampu mengeksplorasi potensi diri guna mencari, merumuskan, dan memformulasikan desain pembelajaran,” katanya kepada wartawan, saat meresmikan pembukaan lomba karya ilmiah guru SMK di Kemendikbud, kemarin.
Menurutnya, rendahnya produktivitas guru dalam menulis karya ilmiah dan pengembangan inovasi, berdampak kepada minimnya daya saing lulusan SMK. ”Tak dapat dipungkiri bahwa faktor utama yang mempengaruhi kualitas lulusan SMK adalah guru yang melakukan pembelajaran di kelas,” ujarnya.
Dengan adanya kompetisi ini, diharapkan mampu mendorong mutu kompetensi profesional guru produktif SMK pada aspek penulisan ilmiah dan pengembangan inovasi. Dia menambahkan, meski peserta lomba masih sangat sedikit, pihaknya akan terus mensosialisasikan program lomba penulisan karya ilmiah kepada guru SMK.
”Para peserta lomba berasal dari 17 Provinsi, sekitar 240 peserta yang sudah menyerahkan hasil karya. Tapi dari jumlah itu, hanya 33 peserta lolos seleksi dan akan diseleksi lagi untuk pemenang I, II, dan III,” bebernya.
Yulia Fransiska, guru SMKN 1 Solok, Sumatera Barat, mengatakan, dengan adanya perlombaan ini, pemerintah turut mengakomodir karya ilmiah yang disusun para guru. Terkait peran guru untuk memberikan kemudahan pemahaman kepada peserta didik, dia menilai peran tersebut, harus dimulai dari guru.
”Jika kita ingin memotivasi murid untuk berkarya, harus dimulai dari guru tersebut, kalau gurunya tidak produktif dan inovatif, bagaimana dapat menularkan motivasi,” tandas finalis yang menyusun karya ilmiah berjudul Pengembangan Media Mobile Learning Berbasis Masalah untuk Mata Pelajaran Jaringan Dasar itu.
sumber : jpnn.com